PT Nissan Motor Indonesia (PT NMI) merupakan satu-satunya APM yang memiliki SUV hybrid di Indonesia. Toyota misalnya, menghadirkan hybrid dalam bentuk sedan serta hatchback. Itu membuat Nissan percaya diri dengan X-Trail Hybrid nya itu.
Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy PT NMI menuturkan, mereka belum punya rencana untuk menambah mobil hybrid model baru. Apalagi dalam bentuk sedan. “Kalau untuk hybrid kami masih fokus ke X-Trail dulu. Karena kami merasa X-Trail Hybrid ini potensinya besar,” tukas Budi di Purwakarta (13/1). “Kalau untuk sedan hybrid belum ada rencana (untuk menghadirkan di Indonesia), karena di global kita tidak punya modelnya juga.”
“Memang ada Nissan Altima bermesin hybrid, tapi itu hanya untuk pasar domestik Amerika Serikat saja. Kemudian ada juga sedan Nissan Fuga yang hybrid juga, tapi itu hanya ada di Jepang,” tegas pria berkacamata ini.
Menurut Budi, sejak peluncuran SUV hybridnya itu pada ajang GIIAS 2015 kemarin, penjualannya tak bisa dikatakan buruk. “Tiap bulan kami bisa jual tiga sampai 5 unit X-Trail Hybrid saya pikir tidak jelek lah ya,” sebut pria ramah ini.
Pangsa pasar yang menurut hasil analisa NMI lebih cenderung menyukai mobil SUV dinilai tepat untuk X-Trail Hybrid. Dengan hal tersebut Budi yakin SUV hybridnya itu punya potensi bagus di tahun ini.
Sebagai info, X-Trail Hybrid dijual Nissan seharga Rp 625 juta. Sangat mahal bila dibandingkan tipe 2.5 yang di Rp 400 jutaan. Memang secara kehematan, keheningan dan performanya lebih baik, tapi harga setara SUV premium membuatnya agak sulit mendapatkan pembeli banyak.
Apalagi tidak ada fasilitas atau kemudahan apapun bagi pemilik mobil hybrid di sini. Di Malaysia saja, pemerintah menyediakan sejumlah parkir VIP di tempat strategis termasuk bandar udara untuk pemakai mobil hybrid. Dipadu potongan pajak, tak heran jumlah pengguna hybrid di sana jauh lebih banyak.
