Toyota Calya dan Daihatsu Sigra memang digadang-gadang menjadi mobil sejuta umat berikutnya setelah Avanza - Xenia. Berbagai komentar baik negatif maupun positif pun mewarnai kehadiran "mobil murah" ini yang disinyalir akan kian memadatkan lalulintas.
Terlepas dari hal itu pihak PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang membuat dua mobil ini tetap optimis produk barunya itu memberi keuntungan bagi masyarakat. "LCGC itu artinya pajak dikurangi. Pihak yang menikmati paling besar adalah konsumen," ucap Amelia Tjandra, Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor.
"Produksi (Calya dan Sigra) sudah mulai sejak setelah Lebaran. Targetnya penjualannya 2.000 sampai 3.000 unit per bulan," terang Amelia Tjandra, Marketing Director ADM di sela acara peluncuran Daihatsu Sigra dan Toyota Calya (2/8). "Angka penjualan itu ya mengikuti jumlah produksi. Itu untuk Daihatsu (Sigra) ya."
Pabrik Daihatsu Karawang Assembly Plant itu sendiri punya kapasitas produksi 200.000 unit per tahun untuk beberapa model. Dan disebut juga bahwa satu bulan pertama diproduksi saja untuk Toyota Calya sudah lahir sebanyak 8.000 unit.
Setelah mendengar ucapan Anton Jimmy, General Manager Marketing Planning PT Toyota Astra Motor (TAM), ternyata memang Toyota punya target yang lebih tinggi. Dengan cukup percaya diri ia menargetkan dalam sebulan Toyota bisa menjual 8.000 unit Calya.
Lantas bagaimana bila perbandingan 3:8 antara Daihatsu-Toyota itu berbeda saat dijual ke publik? "Kami akan selalu melakukan evaluasi. Jadi rasio produksi Sigra dan Calya akan selalu disesuaikan mengikuti angka penjualan," tambah Amelia.
Pihak Daihatsu dan Toyota sendiri tak menutup kemungkinan kalau jumlah permintaan dapat melebihi produksinya. Apalagi selain dinilai bakal menggaet konsumen Datsun Go+ Panca yang memang rival langsungnya, sejumlah prediksi menilai kalau duet baru ini dapat merebut pasar Avanza, Xenia, bahkan Mobilio dan Ertiga.