OTODRIVER – Dalam perjalanan panjang menjelang libur Lebaran banyak pengemudi yang menambahkan roof box di mobilnya. Namun sebenarnya ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar pemasangan bagasi tambahan itu tidak berpotensi bahaya.
Berikut penjelasan dari CEO IDDC (Indonesia Defensive Driving Center), Bintarto Agung, yang dihubungi pekan ini (27/3);
1. Prasyarat sebelum memakai roof box:
- Mobil memiliki roof rail atau crossbar: Roof box harus dipasang di atas dudukan yang sesuai.
- Beban kendaraan masih dalam batas aman: Periksa kapasitas maksimal beban atap kendaraan, yang umumnya tertera di buku manual mobil.
- Kebutuhan perjalanan: Roof box cocok untuk perjalanan jauh atau liburan keluarga yang butuh tambahan ruang penyimpanan.
2. Cara mengukur dimensi roof box yang sesuai dengan bodi mobil:
- Panjang: Sebaiknya tidak melebihi panjang atap kendaraan agar tidak mengganggu aerodinamika dan visibilitas.
- Lebar: Idealnya tidak melebihi lebar mobil agar tidak menghambat keseimbangan dan keselamatan.
- Tinggi: Perhatikan ketinggian total mobil setelah dipasang roof box agar tetap bisa masuk ke parkiran basement atau terowongan rendah.
- Kapasitas volume: Sesuaikan dengan kebutuhan, biasanya tersedia dalam ukuran 300–600 liter.
Sejurus kemudian diterangkan lagi oleh Bintarto, jangan beranggapan kalau mau berlibur atau bepergian jarak jauh maka seleksi barang bawaan tidak perlu dilakukan karena akan mengandalkan roof box.
“Roof box memang sering dikaitkan dengan perjalanan jauh atau liburan keluarga yang membawa banyak barang, tetapi penggunaannya tidak selalu berarti harus membawa semua barang tanpa seleksi,” wantinya lagi.
Menurutnya, roof box sebaiknya digunakan secara fungsional, hanya untuk barang yang tidak muat di bagasi utama atau yang perlu pemisahan dari kabin. “Kesadaran akan efisiensi bawaan penting agar tidak menambah beban mobil secara berlebihan dan tetap menjaga kenyamanan berkendara,” jabar pria yang sudah 30 tahun menggeluti sektor safety driving itu.
Selain itu, umumnya daya topang atap mobil berada di kisaran 70-73 kilogram.
Dijelaskan lagi oleh pria yang juga pernah berlaga di berbagai ajang reli, bahwa barang-barang yang sebaiknya ada di dalam roof box lebih bersifat ‘ringan’ dan tidak urgent untuk dipakai setiap waktu.
“Kalau ada peralatan outdoor seperti tenda, matras, sleeping bag, dan perlengkapan camping seperti kursi outdoor, sampai meja lipat,” urainya.
Bisa juga berisi tas atau koper yang ringan berisi pakaian, perlengkapan olahraga, dan barang-barang lain yang tidak sering dibutuhkan selama perjalanan.
Nah, khusus untuk penyimpanan makanan dan minuman, oleh Bintarto, sangat disarankan tidak ada di dalam roof box.
“Sebaiknya tidak, terutama makanan yang mudah rusak atau berbau karena roof box bisa terkena panas matahari langsung. Makanan dan minuman juga bisa tumpah atau bocor akibat guncangan selama perjalanan,” sarannya lebih lanjut.
Jika harus membawa makanan dalam roof box, pilih makanan kering, tahan lama, dan dikemas dengan baik untuk menghindari kontaminasi atau kerusakan.
Untuk minuman dalam botol plastik bisa diletakkan di roof box, tetapi hindari minuman dalam kontener kaca atau yang bisa pecah.
“Jadi, roof box memang berguna untuk menambah kapasitas penyimpanan, tetapi penggunaannya tetap harus bijak agar tidak mengganggu keselamatan, keamanan dan kenyamanan berkendara,” pungkasnya. (EW)