Kenyamanan, keamanan dan performa sebuah mobil bermuara pada sistem dan kondisi suspensinya. Salah satu komponen dalam sistem suspensi adalah sokbreker. Biasanya pada bagian inilah yang menjadi bagian yang paling dulu bermasalah dibandingkan dengan lainnya pada sistem ini.
Sokbreker merupakan komponen untuk meredam segala guncangan, baik itu tekanan ke bawah ataupun tarikan ke atas yang dihasilkan oleh kinerja per. Sehingga gerak mobil dapat terkendali dengan baik saat dikendarai di atas jalanan apapun itu bentuk dan kondisinya.
Seperti sudah disinggung di atas, sokbreker merupakan komponen yang lebih dahulu bermasalah oleh karena itu kita perlu mencurigai apabila terjadi masalah dengan bagian ini.
“Kita dapat merasakan bahwa handling mobil akan terasa lebih limbung saat dikendarai, tidak nyaman saat kecepatan tinggi atau rendah,” ujar Dana Karya Juzar dari Dana Suspension Specialist (DSS) di bilangan Ciputat, Tangerang.
Lebih jauh lagi, coba untuk merasakan respons suspensi saat melewati jalanan tidak rata ataupun polisi tidur. Jika menemui gerakan mobil terasa liar memantul dan mengayun secara berlebihan, dicurigai bahwa terdapat permasalahan sokbreker yang sudah tidak prima.
Dana juga menekankan untuk segera melakukan inspeksi langsung pada fisik sokbreker. Periksa apakah ada kebocoran seal sokbreker yang ditandai dengan rembesan oli pada sokbreker.
“Kebocoran pada seal sokbreker akan mempengaruhi kinerjanya. Volume oli dipastikan sudah berkurang dan seal yang bocor akan memberikan tekanan yang berbeda dan tentu tak maksimal untuk menahan pergerakan yang dihasilkan oleh per,” tutupnya.
Jika mendapati kondisi sokbreker yang tak lagi optimal, segeralah melakukan penggantian karena dalam jangka panjang kerusakan yang dihasilkan oleh kinerja sokbreker yang telah menurun berpengaruh pada perangkat lain pada sistem suspensi.
Selain itu dapat dilihat juga dari ayunan suspensi saat melalui jalanan rusak atau polisi tidur, jika terjadi ayunan berlebih tandanya sokbreker sudah mati.
“Perhatikan ayunan mobil saat lewat polisi tidur, kalau lebih dari tiga kali mengayun, bisa jadi sokbreker mulai lemah,” katanya.