Kehadiran roofbox carrier disambut dengan baik oleh pasar Indonesia. Dan dari hari ke hari, pengguna perangkat ini semakin banyak ditemui dan digunakan pada semua tipe kendaraan. Apalagi jelang musim mudik Lebaran seperti sekarang, penggunaan roofbox akan sangat membantu karena menambah daya angkut barang bawaan.
Namun perlu diingat bahwa kehadiran roofbox punya pengaruh pada titik berat distribusi mobil. Penambahan titik berat pada bagian atas akan berpengaruh pada kestabilan berkendara di mana mobil bisa akan terasa limbung.
Selain itu kita wajib paham mengenai batas maksimal berat yang dapat dikenakan pada roofbox. “Biasanya pabrikan kendaraan memberikan batas kemampuan yang dapat diterima atap mobil. Rata-rata kekuatannya antara 70 kg hingga 100 kg,” jelas Halley. “Sebenarnya rata-rata produk roofbox mampu menahan bobot lebih dari itu, namun yang tidak bisa dikompromi adalah kekuatan atap itu sendiri. Di atas bobot tersebut, akan berpengaruh pada struktural atap dan tentunya tidak aman digunakan,” sambung pria berkacamata ini.
Selanjutnya, pria yang punya hobi traveling ini mengatakan bahwa barang yang akan ditempatkan di roofbox harus diatur. “Upayakan barang yang ditempatkan di dalam roofbox adalah barang yang ringan."
Lebih jauh lagi penataan ruangnya juga harus diperhatikan. "Barang yang lunak ditempatkan di bagian paling depan, sedangkan barang terberat dan keras di bagian tengah dan terakhir adalah barang yang ringan dengan komposisi 25-50-25. Setelah semua tertata kemudian barang diikat dengan erat di dalam roofbox,” rinci Halley.
Kondisi ini diberlakukan dengan tujuan supaya distribusi berat pada saat pengereman dan pertimbangan konstruksi roofboks itu sendiri. Dengan komposisi seperti itu maka distribusi berat barang lebih merata dan konstruksinya kuat..