Toyota boleh disebut sebagai pabrikan yang masih ‘setengah hati’ utuk bisa ikut dalam pertarungan kendaraan non fosil, khususnya untuk yang bertenaga listrik. Karena Toyota masih berkeyakinan bahwa modul motor bakar masih banyak yang bisa dieksplorasi.
Salah satunya lewat pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan seperti hidrogen. Kali ini bersama Coca-Cola dan raksasa kimia, Air Liquide. Ketiganya melakukan tes intensif di sebuah truk angkut berat dengan tujuan mencari optimalisasi bahan bakar dengan dekarbonisasi teratas.
Sementara itu Toyota akan banyak berperan dalam pembuatan serta riset dalam pembangkit daya berbahan bakar hidrogen, berupa pengadaan fuel cell. Dan tentu saja Air Luquide akan memasok kebutuhan hidrogen selama masa pengujian yang sudah berlangsung sejak bulan Juli yang lalu.
Truk berbahan bakar hidrogen ini menjadi medium penelitian ketiga raksasa industri dunia itu untuk mendapatkan optimalisasi pemakaian bahan bakar hidrogen. Sekaligus juga mencari titik yang paling efisien dalam pemanfaatan bahan bakar hidrogen.
Pengujian tersebut memakai platform truk buatan VDL yang bermarkas di Belanda.
Memakai basis truk buatan VDL asal Belanda
Tentu saja Toyota sangat berkepentingan untuk membuktikan ke dunia bahwa pihaknya memang bisa mewujudkan semuah kendaraan bermotor yang juga masuk dalam skema dekarbonisasi secara global.
Dalam tes ini pula tersebut ketiganya juga membangun sejumlah lokasi untuk pengisian ulang hidrogen. Karena seperti juga energi listrik, kebutuhan untuk jatingan kendaraan komersial tentu sangat bergantung pada jaringan pemasok yang berada di lintasan tentu agar kegiatan operasional nantinya berjalan dengan normal. Sebagaimana jamak dilakukan pada kegiatan operasional kendaraan berbahan bakar fosil.
Lewat Thiebault Paquet, Vice President R&D, Toyota Motor Europe, diakui bahwa Toyota memang sedang berakselerasi untuk mendapatkan pembuktian yang bisa dilanjutkan dalam tahap produksi massal atas sebuah kendaraan berbahan bakar non fosil seperti hidrogen.
Sejauh ini kendaraan yang sudah diproduksi massal dan dijual ke pasaran adalah Toyota Mirai. Walaupun masih terkosenterasi untuk pasar dalam negeri Jepang.
“Kami sedang berkosenterasi untuk mencapai tujuan zero tailpipe carbon emissions dalam sebuah kegiatan operasional logistik pada tahun 2024,” pungkas Thiebault, dalam keterangan resminya.
Baca juga: ESDM: Bahan Bakar Hidrogen Potensial Untuk Bus Dan Truk
Baca juga: Toyota Mulai Uji Coba Hilux Hidrogen
Pengujian langsung dalam kegiatan operasional logistik Coca-Cola di Eropa