Mungkin terasa asing di telinga tentang kiprah Mazda di dunia truk komersial. Hal terakhir yang masih membekas adalah kemunculan Mazda T4000 dan T3500 pada awal tahun 90-an.
Truk yang diimpor oleh PT Unicor Prima ini menawarkan berbagai inovasi baru mulai dari wide cab yang menawarkan ruang kabin yang lebih lega juga menawarkan tilt cab yang memudahkan perawatan mesin. Selain itu Mazda menjejali produknya dengan blower sirkulasi udara pada kabin, ventilasi atap, power steering, foot rest hingga engine mounting dengan teknologi fluida untuk meredam getaran mesin. Semua perangkat tersebut sudah menjadi standar bagi truk ini, sehingga dibandingkan dengan rival-rivalnya truk ini nampak lebih maju teknologinya.
Mazda T3500 menggunakan mesin diesel 3.455 cc dengan tenaga 105 PS dan torsi 245 Nm. Sedangkan T4000 dibekali dengan mesin 4.021 cc dengan muntahan daya 120 PS dan torsi 284 Nm. Meski berbeda kapasitas, keduanya tetap menggunakan transmisi 5 percepatan, manual.
Namun ada sesuatu yang membuat keduanya istimewa, yaitu dibekali dengan sub transmission atau seperti tranfercase 2 speed part-time dengan pilihan rasio High dan Low. Cara kerjanya pun kurang lebih sama dengan transfercase pada kendaraan 4x4, hanya saja tidak terhubung dengan as kopel ke gardan depan.
Dengan kehadiran perangkat sub transmission ini, maka truk memiliki 10 tingkat percepatan yang tentunya mampu memberikan kemampuan lebih bagi truk ini terlebih untuk melahap tanjakan ataupun turunan terjal. Di luar negeri, Mazda justru mengembangkan tagline truk dengan 10 percepatan.
Sayang seribu sayang, segala keunggulan dan kelebihan tersebut harus bertekuk lutut dengan realita yang ada. Jumlah dealer yang terbatas dibandingkan para rivalnya, membuat truk ini tersungkur dari persaingan light truck pada akhir 90-an.
Tak mengherankan jika truk ini cukup sulit dijumpai di jalanan Indonesia. Bahkan untuk mencari fotonya pun sulit.