BUS-TRUCK - Pemerintah Kabupaten Bogor Jawa Barat menjadikan penundaan bus rute Cibinong-Puncak Program Buy The Service (BTS) sebagai momentum untuk melengkapi infrastruktur pendukungnya, mulai dari tempat pemberhentian bus hingga fasilitas park and ride.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika, beberapa waktu lalu (21/1) menyebutkan hawa jeda penundaan itu juga memperhitungkan bagiaman pola penataan angkutan u,um yang saat ini berperasi di jalur Puncak yaitu angkot.
Pihak Pemerintah Kabupaten Bogor kini sedang menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung BTS, diawali dengan menentukan titik-titik pemberhentian bus agar terintegrasi dengan moda transportasi lain.
"Kami dari pemerintah daerah harapannya memang kita bisa lebih meningkatkan peran Stasiun Cibinong," kata Ajat.
Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Bogor juga ingin menyiapkan park and ride atau tempat parkir yang terhubung dengan transportasi umum. Sehingga, masyarakat dari luar daerah yang hendak menggunakan bus ke Puncak, bisa memarkir kendaraan mereka dengan aman.
"Mudah-mudahan tahun 2026 kita sudah udah beres (menyiapkan infrastruktur pendukung Program BTS)," sebut Ajat, seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, mengumumkan peluncuran bus tarif murah subsidi di kawasan Puncak yang sedianya beroperasi Februari 2025. Program ini bertujuan mengurangi kemacetan dan memfasilitasi masyarakat dengan transportasi bersubsidi.
Sejumlah hal yang menjadi faktor utama dari program ini antara lain;
- Ada 15-20 bus yang beroperasi rutin.
- Tarif akan ‘mulai’ dari Rp4.000 sekali jalan per penumpang.
- Rute sementara yaitu Keradenan-Puncak. Program ini diharapkan memperbaiki kenyamanan dan keselamatan perjalanan di kawasan Puncak.
Baca juga: Pemerintah Daerah Perlu Bikin terobosan Angkutan Massal
Baca juga: Program Bus BTS Sudah Angkut 80 Jutaan Penumpang
Keberadaan angkot masih jadi ‘kendala’
Penyelenggaraan bus BTS rute Cibinong-Puncak memang masih menunggu waktu lagi untuk sejuymlah kendala dan persiapan. Salah satunya adalah keberadaan angkot yang jumlahnya banyak sekali dan punya rute yang bersisian dengan rencana bus BTS.
Seperti diungjapkan oleh Plt Kepala BPTJ Kemenhub Suharto, ia secara khusus menyebut jalur angkot rute Cibinong - Ciparigi - Warung Jambu masih banyak terdapat angkutan kota dan pedesaan yang jumlahnya ribuan.
Tidak hanya, di titik kawasan Ciawi hingga wilayah Cisarua atau Puncak, juga terdapat kurang lebih 450 unit angkot yang semua perizinannya ada di Provinsi Jawa Barat dan melayani angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).
"Prinsip kita adalah menggeser layanan angkutan tersebut, bukan menggusur. Layanan angkutan umum dengan skema BTS yang sifatnya trunk line atau layanan langsung akan maksimal manakala feedernya berupa angkot telah tertata dengan baik," terang Suharto bak menepis anggapan bahwa angot yang sudah beroperasi akan dihilangkan.
Dilanjtukannya bahwa angkutan umum yang beroperasi di seluruh wilayah Puncak itu masih terkosenterasi pada jalur yang serupa satu sama lain. “Angkot-angkot tersebut belum terdistribusi dengan baik. Sehingga diperlukan mitigasi, kesiapan feeder serta penataan jaringan trayeknya,” jelas Suharto lagi sambil menyebutkab bahwa pihak Dinnas Perhubungan Jawa Barat serta Kabupaten Bogor juga tengah melakukan penataan intensif.
Layanan BTS merupakan salah satu upaya pemerintah pusat untuk menghadirkan angkutan umum massal yang modern di perkotaan.
"Kami terus mendorong setiap daerah untuk mempersiapkan wilayahnya dengan baik sehingga penyediaan layanan BTS dapat terselenggara dengan lancar dan pada akhirnya dapat memperbaiki layanan transportasi perkotaan," imbuh Suharto.
Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika, seiring persiapan intensif lanjutan sebelum beroperasinya angkutan BTS itu pihaknya juga sedang melakukan persiapan seperti kelayakan park and ride, kesiapan koridor dari Cibinong menuju kawasan Ciparigi yang kemudian berlanjutke daerah Ciawi hingga Puncak.
Persiapan itu juga termasuk pembangunan lokasi bus stop serta penataan rest area. (EW)