Kabar duka bagi penggemar bus di tanah air hadir pekan ini dari PO Bejeu. Pasalnya, pendiri sekaligus pemilik PO Bejeu, yakni M. Rofiudin meninggal dunia pada Selasa (22/6).
Untuk mengenangnya, kami coba mengulas sekilas sejarah perusahaan otobus asal Jepara, Jawa Tengah yang terkenal akan armada-armadanya yang berwarna hitam tersebut.
Sebelum menjadi sebuah perusahaan otobus, Bejeu bergerak di bidang kayu jati. Usaha ini digeluti oleh Tosin Rosyad sejak tahun 1989 silam.
Baru di tahun 2002, Muhammad Rofi’udin yang merupakan anak ketiga Tosin Rosyad, pendiri PT BJU berinisiatif memperluas usaha ke bidang transportasi. Yang kemudian dibantu saudara-saudaranya.
Modal awalnya, Bejeu memiliki tiga bus yang dibeli dari hasil lelang. Seluruhnya dilabur dengan warna hitam yang tetap bertahan dan menjadi ciri dari Bejeu hingga saat ini. Selain itu, pintu tengah dengan toilet kolong juga tetap bertahan.
Awalnya Bejeu bergerak di sektor pariwisata dan charter. Selanjutnya di tahun 2007, Bejeu mulai melayani trayek antarkota antarprovinsi (AKAP).
Rute pertama yang dibuka adalah Jakarta-Jepara. Di mana awalnya hanya melayani dari Terminal Pulo Gadung yang jadi hub utama bus-bus rute Jawa Tengah.
Untuk menarik penumpang area Muria Raya yang sesak dengan bus-bus mewah. Bejeu dilengkapi dengan fasilitas yang terbilang komplet.
Mulai dari sekat penumpang, dispenser air panas dengan kopi dan teh gratis. Serta snack dan servis makan gratis. Bahkan Bejeu menjadi salah satu armada bus yang menawarkan fitur WiFi gratis.
Saat ini Bejeu mengoperasikan bermacam jenis sasis bus mulai dari Scania, Mercedes-Benz, Hino hingga Volvo. Pun demikian dengan karoseri yang dipilihnya, mulai dari Laksana, Adi Putro dan Tentrem tersedia.
Untuk rutenya, kini selain melayani Jakarta-Jepara, bus AKAP Bejeu juga hadir di Purwodadi, Pati, Semarang, Bandung dan Bogor. Serta travel Jepara-Jogjakarta.