Menu



OtoDriver logo Member of : Logo PT. Bintang langit Multimedia

Copyright © 2024. Otodriver.com. All rights reserved.
Beranda / Mobil Listrik

Tengok Plus Minus Industri Mobil Listrik Di Indonesia, Patut Perhatikan Hal Ini

Bahkan saat ini, di tanah air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai.
Mobil Listrik - Jumat, 2 Juli 2021 08:00 WIB
Penulis : Ilham Pratama


Indonesia boleh berbangga, karena akan menjadi salah satu pemain besar indutri mobil listrik global. Bahkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 142 triliun.

Bahkan saat ini, di tanah air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai. Lima perusahaan tersebut sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Keempat perusahaan lainnya adalah produsen baterai.

“Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier.

BACA JUGA

Baterai yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi renewable energy sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di dalam negeri.

Taufiek menambahkan, masa depan kendaraan listrik juga tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah, termasuk juga inovasi solid baterai dan pengembangan basis storage hidrogen.

“Dengan demikian kita harus mengantisipasi perkembangan ini karena akan membawa dampak pada baterai yang lebih murah, energi yang dihasilkan lebih tinggi dan waktu pengisian yang singkat,” tandasnya.

Meski demikian, Taufiek juga mengingatkan akan teknologi disruptive battery yang mengindikasikan ketersediaan nikel, mangan dan kobalt melimpah tidak menjamin produksi baterai yang mengandalkan material ini akan berhasil. Pertimbangan biaya dan kemampuan storage dari material baru juga harus diantisipasi.

Pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang. Baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat dilakukan.

“Limbah baterai serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang bernilai tinggi,” pungkasnya.


Tags Terkait :
Mobil Listrik Jumlah Mobil Listrik Di Indonesia Elektrifikasi Mobil Indonesia Mobil Listrik Indonesia
Bagikan Ke :


Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.


Road To GIIAS 2024
Artikel Terkait

Tips
Ketahui Cara Jumper Aki Mobil Yang Aman Dan Benar

4 hari yang lalu


Tips
Mudik Gunakan Mobil Tanpa Ban Serep, Sudah Paham Cara Pakai Tyre Repair Kit?

2 bulan yang lalu


Tips
3 Hal Terpenting Yang Perlu Diketahui Ketika Ingin Mudik Menggunakan Mobil Listrik

3 bulan yang lalu


Tips
BAIC Segera Masuk Persaingan EV Indonesia

3 bulan yang lalu


Terkini

Berita
Mazda Suntik Mati MX-5 Miata 2.0 Liter. Sisakan Versi Mesin 1.5 Liter

48 menit yang lalu


Berita
Aito Diakusisi DFSK Seres, Aito M9 dan M7 Siap Mejeng di GIIAS 2024

13 jam yang lalu


Berita
Skema Kredit Innova Hybrid Tipe Tertinggi Menggiurkan, Cicilannya Mulai Rp 15 Jutaan

17 jam yang lalu


Berita
Perdana, Isuzu Bawa Elf Listrik di GIIAS 2024

18 jam yang lalu


Berita
Toyota Kijang Innova Reborn Tetap Eksis, Akan Ada Upgrade Untuk Ikuti Jaman?

19 jam yang lalu