Mobil listrik kini mulai menjadi tren dan sepertinya segera mendominasi penjualan mobil dunia dalam beberapa tahun ini.
Dilihat dari sisi ekonomis, maka mobil listrik adalah pilihan yang tepat, selain tidak membutuhkan service rutin sebanyak mobil konvensional, konsumsi listriknya juga tergolong efisien.
"Hanya seperlima dari mobil BBM. Misalnya untuk jarak tempuh Jakarta - Bali, kalau mobil yang pakai premium bisa menghabiskan biaya Rp1,1 juta, dengan mobil listrik Rp 200 ribu, tambah lagi alam lebih bersih," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam keterangan persnya.
Erick pun optimistis, masifnya kendaraan listrik mendukung alam yang bersih. Pasalnya, mobil listrik juga lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) yang lebih sedikit dibandingkan mobil biasa. Dengan begitu, akan meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.
Jika melihat kondisi di Indonesia saat ini, Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan PLN telah mengoperasikan sekitar 20 unit SPKLU milik perseroan dan 2 unit SPKLU yang menjadi proyek percobaan dengan para mitra.
PLN juga meluncurkan platform digital charge.in dalam pengembangan, yang diharapkan dapat menjadi platform tunggal untuk seluruh SPKLU di seluruh Tanah Air. "Era kendaraan listrik telah tiba dan kami pastikan penyediaan pasokan listrik dan berbagai infrastruktur kelistrikan seperti SPKLU akan kami siapkan," ucap Zulkifli.
Untuk menunjang penggunaan mobil listrik di Tol Trans Jawa, saat ini PLN telah memiliki SPKLU di 4 rest area di Tol Trans Jawa. Keempat SPKLU itu berlokasi di sejumlah Rest Area Tol Trans Jawa. Terdapat di Rest Area KM 207 A Palikanci, Rest Area KM 379 Batang, Rest Area KM 519 A dan Rest Area KM 519 B Sragen.