OTODRIVER - Versi Spider atau atap terbuka Ferrari 12Cilindri (12C) atau dibaca Dodici Cilindri (12 silinder-bahasa Italia) dirancang dengan mengutamakan kenyaman berkendara ala sportscar. Tak banyak pilihan di segmen ini. Otodriver pun mencobanya langsung di Portugal.
Lazimnya sportscar tulen punya bantingan suspensi keras dan tidak nyaman untuk alasan pengendalian yang tajam. Namun itu tak berlaku di Ferrari 12C Spider. Bonusnya atap bisa dibuka layaknya convertible yang disebut dengan istilah Spider.
Setelah diperkenalkan tahun 2024 lalu di Miami, Amerika Serikat, Ferrari 12C Spider langsung menarik perhatian karena desainnya.

Di bagian buritan paling menyita perhatian. Baik ketika atap dalam posisi terbuka maupun tertutup. Dua buah punuk yang di dalamnya tersembunyi rollbar jadi ciri khas 12C Spider ini.
Bentuknya menonjol dengan bagian belakang melandai mengikuti kontur bodi dan berakhir di spoiler. Bila dibandingkan dengan versi Berlinetta, bodi Spider ini terlihat lebih ramping
Seperti juga versi coupe, 12C Spider juga dilengkapi spoiler yang dikontrol lewat sensor secara elektronik. Input dari kecepatan dan dinamika mobil memungkinkan spoiler bergerak naik turun untuk menciptakan down force di bagian buritan.
Ferrari khusus merancang sensor di sasis yang mampu mendeteksi gerakan lateral dan longitudinal mobil saat bermanuver. Sensor ini diintegrasikan ke beberapa komponen mobil termasuk spoiler dan rem untuk menjaga stabilitas mobil.
Spoiler ini dirancang terpisah di kedua sudut buritan. Dia akan membuka dan menutup di kecepatan 60-300 km/jam hingga maksimal 10 derajat dan menciptakan tambahan traksi ke roda belakang hingga maksimal 50 kg.
Atap Ferrari 12C Spider dipilih model hard top yang bisa dilipat dan disimpan di bagasi secara elektrik. Hal ini agar peredaman kabin saat kondisi tertutup bisa maksimal. Baik dari segi suara dan suhu.
Atap ini dapat dioperasikan di kecepatan 0-45 km/jam lewat tombol di konsol tengah. Dalam tempo 14 detik, atap dapat membuka atau menutup secara penuh.
Di bagian sasis diperkuat imbas desain atap terbuka ini. Terutama di pilar B dan lantai mobil. Sehingga desain pilar dan bodi samping bagian bawah (side skirt) sedikit berbeda dengan versi coupenya. Bobot mobil pun bertambah 60 kg.
“Meski lebih berat, performa dan akselerasi mobil tidak dikorbankan. Karena tambahan 60 kg tergolong masih ringan dibandingkan performa mobil keseluruhan. Mungkin baru akan terasa perbedaannya di waktu per lap di sirkuit,” terang Alessandro Caltagirone, convertible archetypes manager Ferrari saat ditemui Otodriver di Portugal pertengahan Februari lalu.
IMPRESI BERKENDARA FERRARI 12CILINDRI SPIDER
Memang Ferrari 12C Spider ini bukan untuk kebut-kebutan di sirkuit. Ia dirancang sebagai grand tourer yaitu sedan performa tinggi yang nyaman dikemudikan jarak jauh dalam waktu lama.
Oleh karena itu sistem kenyamanan suspensi sangat diperhatikan. Otodriver mencoba mengemudikannya sejauh 126 km untuk membuktikannya. Memang suspensi terasa lembut untuk ukuran sportscar. Perjalanan sekitar 5 jam tak terasa lelah.
Tanpa mengorbankan kelincahan dan responsifitas pengendalian, redaman permukaan jalan kasar di jalanan pedesaan sekitar Cascais, Portugal tak sampai membuat badan terpental-pental di jok semi bucket.
Kontur jalan perbukitan yang berliku mudah saja dilahap meski dimensi bodi tergolong panjang (4.733 mm). Apalagi ikut disematkan teknologi 4 wheel steering yang memungkinkan roda belakang bergerak sesuai input dari kemudi dan gerakan mobil.
Mesin V12 6.500 cc tak kalah istimewa. Tenaga maksimalnya mencapai 830 hp di 9.250 rpm dan torsi 678 Nm di 7.250 rpm.
Inilah mesin ikonik Ferrari sejak lama. Bahkan di pabrik Maranello, Italia mesin V12 punya jalur produksi sendiri yang dirakit manual dan terpisah dari mesin-mesin lain.
Tak ada turbo, supercharger ataupun tambahan tenaga dari motor elektrik di mesin V12 ini. Murni tenaga dari pembakaran di dalam silinder seperti mesin Ferrari pertama yang dibuat tahun 1947.
Di Ferrari 12C Spider mesin V12 terbaru ini disempurnakan dari yang dipasang di 812 Superfast maupun Purosangue. Beberapa komponen berbahan ringan dan minim gesekan ikut disematkan.
Contohnya setang piston titanium yang 40% lebih ringan. Pun dengan piston dan kruk as yang 2-3% lebih enteng. Aliran udara yang masuk lewat intake pun dirancang ulang bersama dengan saluran exhaust knalpot.
Racikan mesin ini membuat ringan berputar hingga 9.500 rpm dan 80% torsi sudah bisa diraih di putaran rendah (2.500 rpm). Karakter mesin ini membuat rasa berkendara di kecepatan menengah sangat ringan.
Apalagi kinerja transmisi dual clutch 8 speed difokuskan di rasio gigi 3 dan 4 dengan Aspirated Torque Shaping (ATS) supaya torsi mesin tersedia setiap saat dibutuhkan. Saat berkendara di kecepatan menengah terasa limpahan tenaga mesin tak perlu usaha besar buat meraih performa puncak.
Aliran tenaga mesin terasa linear dan halus di semua tingkat kecepatan. Tidak ada gejala mesin dan transmisi agak tersendat khas sportscar performa tinggi.
Saat sesekali Otodriver mencoba mengemudi agresif dengan berakselerasi tiba-tiba, letupan tenaga terasa instan. Bisa disebut Ferrari 12C Spider ini mampu dikemudikan dengan santai sekaligus buas saat diajak berakselerasi spontan.
Paduan suara mesin dan knalpot membuat sensasi mengemudi makin terasa mengasyikan. Sulit diceritakan lewat kata-kata. Anda harus merasakannya sendiri saat menginjak pedal gas.
Akselerasi terasa gradual disambut suara jeritan mesin dan paraunya knalpot. Bahkan saat deselerasi spontan terkadang muncul suara letupan kecil di knalpot. Sungguh menggugah adrenalin.
Rasanya ingin mengabaikan sound system 1.600 watt dengan 15 speaker Burmester demi menikmati alunan suara mesin dan knalpot ini.
Rupanya Ferrari sadar akan sensasi suara ini sehingga mereka benar-benar merancang khusus efek suara yang dihasilkan. Inilah yang sulit dirasakan saat berkendara dengan mobil elektrik berapapun besar tenaga motor dan kencang akselerasinya.
Saat melaju dengan atap terbuka juga tak membuat kabin masuk terpaan angin berlebihan. Kaca kecil yang ada di antara dua punuk belakang membuat turbulensi udara dari arah depan bisa dikurangi.
Memang versi Spider ini paling cocok dinikmati di iklim sejuk. Tapi bukan berarti mengurangi fungsinya saat dipakai di iklim tropis dan panas seperti di Indonesia. Anda bisa membuka-tutup sesuai selera.
Nikmati semilir angin dengan atap terbuka saat pagi atau malam hari. Cobalah matikan sistem audio mobil dan sesekali dengarkan raungan merdu suara mesin dan knalpot saat berakselerasi. Inilah kenikmatan hakiki seorang pehobi mobil. Toh ketika siang hari panas atau hujan, tinggal tekan dan tahan tombol penutup atap. Praktis.
Ferrari berhasil menghadirkan sportscar yang bukan hanya bertenaga namun juga nikmat dan nyaman dikendarai. Ditambah lagi sensasi dengan atap terbuka yang fenomenal saat cuaca mendukung.
Meski kami ragu pemiliknya mau melakukannya tapi inilah Ferrari yang nyaman dijadikan sebagai daily sportscar. Betah berjam-jam mengemudikannya.
Jika uang bukan masalah karena lebih mahal 10% dari versi coupenya, versi Spider jadi menu komplet menikmati Ferrari 12C. Nyaman, bertenaga dan stylish berkat atapnya yang bisa dibuka-tutup. (BA)