Akhir bulan lalu, tepatnya 28 Januari 2020, Mazda Indonesia meluncurkan CX-30. Untuk mengetahui performa dan seberapa nyaman compact SUV itu, EMI mengajak OtoDriver dan beberapa awak media nasional lainnya menjajal Mazda CX-30 varian GT itu ke Ciwidey, Bandung, Senin (24/2).
Melihat bagian eksterior, Mazda CX-30 tampil lebih sporty dan gagah dibanding 'adiknya' Mazda CX-3, yang dipertegas dengan over fender berbalut warna hitam lebih besar yang tersambung dari depan hingga belakang, ornamen itu sekaligus memperkuat identitasnya sebagai SUV.
Setelah melihat-lihat tampilan luarnya, kami pun mulai masuk ke dalam mobil. Tidak butuh waktu lama untuk menyatakan bahwa kabin Mazda CX-30 masuk dalam kategori mobil premium. Hal tersebut dipertegas dengan balutan kulit warna coklat pada bagian dashboard dan door trim mobil, jok kulit, serta sunroof.
Selain itu kesan premium dala kabin juga diperkuat dengan fitur Spidometer digital 7-inci, Head-Up Display (HUD) yang dapat memberikan informasi berkendara dalam pandangan pengemudi, juga posisi kursi pengemudi yang bisa diatur secara elektrik.
Tepat pukul 10.00 WIB, perjalanan dimulai dari dealer Mazda Simprug. Kali ini saatnya merasakan performa mesin, kenyamanan mengemudi, serta stabilitas mobil seharga Rp 518,8 juta (Rp 522,8 juta khusus varian GT untuk warna soul red crystal/machine grey).
Masalah performa mesin tidak perlu diragukan lagi, hal tersebut yang kami rasakan saat mencoba tancap gas dengan kecepatan 100 km/jam. Dan mesin makin terasa performanya saat mode berkendara diubah ke sport, larinya makin ngacir. Namun pada mode sport gaungan mesin lebih berisik dibanding mode normal. Sudah pasti performa tersebut, karena Mazda CX-30 disokong mesin Skyactive-G 2.0 in-line 4 silinder DOHC 16 valve yang mampu menghasilkan tenaga 155 PS pada 6.000 rpm dan torsi 200 Nm pada 4.000 rpm. Mesin dikawinkan dengan transmisi otomatis 6-percepatan.
Stabilitas mobil teruji saat rombongan memasuki tol Jakarta-Cikampek elevated II yang terkenal dengan kontur jalannya yang bumpy. Meski begitu, kami merasa goncangan tidak terlalu terasa meski ukuran mobil yang compact dengan dimensi panjang 4.395 mm, lebar 1.795 mm, tinggi 1.540 mm dan wheelbase 2.655 mm.. Mungkin karena Mazda CX-30 dilengkapi dengan suspensi macpherson strut di bagian depan dan torsion beam di belakang, jadi goncangan tidak terlalu terasa.
Berbagai macam sensor yang dihadirkan pada Mazda CX-30, seperti Lane Keep Assist (LKA) dan Blind Spot Monitoring (BSM) juga membuat kenyamanan bertambah. Karena dengan fitur LKA, jika menginjak marka jalan, maka setir mobil akan bergetar dan ada bunyi peringatan. Sedangkan fitur BSM sangat membantu untuk berhati-hati dengan kendaraan lain di sekitar, karena saat fitur itu aktif notifikasi secara otomatis akan muncul di sudut spion, berbentuk segitiga, HUD, dan instrument cluster. Meski fitur itu termasuk dalam fitur keamanan, menurut kami otomatis berpengaruh pada kenyamanan.
Dari kelebihan-kelebihan yang disebutkan di atas, ada satu catatan kekurangan pada Mazda CX-30, yakni pada kursi baris kedua, tidak ada fitur reclining. Sehingga mengurangi kenyamanan bagi penumpang belakang.
Perjalanan media test drive berakhir di Glamping Lakeside Rancabali dan keesokan harinya kembali menuju Jakarta menempuh rute dengan mengunjungi kawasan wisata Kawah Putih, kemudian melalui jalan tol Cipularang menuju titik akhir Djournal Café, di Jakarta Selatan.
Kesimpulan
Seperti yang dijelaskan di atas, pada intinya mobil yang didatangkan secara Completly Build-Up (CBU) dari Jepang ini punya kualitas yang mempuni dari segi desain eksterior, interior, performa mesin, kenyamanan berkendara, serta stabilitas. Namun sayangnya kenyamanan berkurang pada kursi baris kedua, karena tidak ada fitur reclining untuk mengatur posisi sandaran kursi jok kearah depan atau belakang.
Harga dan Spesifikasi
Harga: Mazda CX-30 GT Rp 518,8 juta
Mesin: Skyactive-G 2L 4 silinder (1998 cc)
Tenaga: 155 PS/6.000 rpm
Torsi: 200 Nm/4.000 rpm
Foto Tambahan