OTODRIVER - Menjadi salah satu ikon dari tema kampanye pariwisata nasional “Wonderful Indonesia” dari Kemenparekraf menjadi salah satu asalasan Tuksedo Studio Bali mengadakan pameran di PIM 2, Jakarta Selatan (12-18/8).
Tajuk kegiatannya adalah “Legendary Automobile Showcase: An Exhibition of Elegance”.
“Kami tentu tidak hanya ingin menjaring animo dari sisi sales, soal brand awareness serta product knowledge dari Tuksedo juga merupakan alasan kami mengadakan pameran ini,” buka Laksmana Gusti Handoko, Direktur Tuksedo Studio Bali. Ia dihubungi secara langsung pekan ini (14/8).
Sejurus kemudian dijelaskan lagi olehnya bahwa penunjukkan Tuksedo Studio Bali sebagai salah satu destinasi industri kreatif di sektor otomotif nasional merupakan hal sangat penting bagi pihaknya.
Dalam kegiatan tersebut dipamerkan sejumlah bintang seperti Mercedes Benz 300 SL, Porsche 356 Cabriolet, Porsche 550 Spyder, Toyota 2000GT, dan juga Aston Martin DB5.
Semua kegiatan produksi dilakukan di workshop mereka yang berada di bilangan Tukad Tampuangan, Ketwel, di Kabupaten Gianyar.
Memanfaatkan ketersediaan komponen yang ada di Indonesia, semua proses produksi yang umumnya memakan waktu 12 bulan. Digawangi setidaknya oleh 80 tenaga terampil serta pekerja seni otomotif yang ada di pulau Bali.
Saat ditanyakan apakah bisa dilakukan juga membangun mobil yang di era ’80-an, Gusti, panggilan akrabnya, menegaskan bahwa hal tersebut dapat dilakukan.
“Secara teknis tida ada batasan, namun prinsip kami akan membangun sebuah mobil setelah melalui proses kurasi yang berdasarkan history, value dari mobil aslinya, apakah ada part-part dari engine, kelistrikan, dan mekanikal yang bisa ditemukan di Indonesia. Kami tidak bisa, jika ada client yang asal pilih mobil,” ungkap Gusti menegaskan.
Ditambahkaannya lagi, bahwa faktor copyright yang sudah release juga jadi pertimbangan dari pihaknya untuk memenuhi permintaan membangun mobil dari era ’80-an.
Pihak Tuksedo Studio Bali juga tidak menampik jika ada calon konsumen yang hendak membangun mobil klasik dengan topangan tenaga listrik.
Gusti menjabarkan lagi bahwa peminat yang berasal dari luar Indonesia terbilang banyak. Saat ini setidaknya sudah ada 50-100 calon konsumen yang berasal dari wilayah Amerika Serikat, Asia, maupun Eropa.
“Saat ini kami intensif mempelajari regulasi berkaitan dengan ekspor mobill,” katanya. Lebih spesifik hal itu berkaitan dengan regulasi nasional soal ekspor mobil yang belum memperkenankan dilakukan pada merek kendaraan yang direproduksi.
Agar lebih memasyarakatkan value kreatif di bidang otomotif, pihak Tuksedo Studio Bali sudah bisa menerima kunjungan pihak luar, khususnya pelajar sekolah maupun para mahasiswa untuk menimba ilmu. Semua bisa dilakukan secara gratis. (EW)