OTODRIVER - Dikutip dari Kyodo News (27/12), Osamu Suzuki, mantan orang nomor satu di Suzuki Motor Corp. meninggal dunia pada usia 94 tahun.
Ia merupakan bos besar pabrikan berlogo S dengan banyak perubahan besar bagi pabrikan Jepang itu.
Penyebab berpulangnya pria kelahiran 30 Januari 1930 itu, menurut keterangan pihak Suzuki, karena malignant lymphoma alias kanker pada sistem limfatik, sistem kekebalan pada tubuh.
Empat tahun lalu (2021), saat berusia 91 tahun, Suzuki-san benar-benar pensiun dari kegiatan rutinnya di kantor pusat Suzuki dengan jabatan terakhir sebagai penasehat perusahaan.
Di puncak karirnya, ia pernah menjabat sejumlah posisi seperti President, Chairman ataupun CEO yang dijalaninya sejak tahun 1978.
Jabatan operasionalnya terakhir saat usia 85 tahun adalah President yang ia serahkan ke anaknya sendiri, Toshihiro Suzuki, pada tahun 2015.
Selama di bawah kepemimpinannya Suzuki pernah mencapai puncak kejayaaanya dengan mendapuk pendapatan yang menyentuh angka 3 triliun Yen di tahun fiskal 2006.
Sejumlah langkah besar pernah menjadi milestone dari pabrikan yang dirintis oleh Michio Suzuki pada tahun 1909 itu.
Salah satunya, kalau tidak bisa disebut sebagai salah satu keputusan paling strategis bagi pabrikan ini ketika di tahun 1983 melakukan kesepakatan kolaborasi dengan Maruti Udyog Ltd., sebuah perusahaan milik negara di India yang juga jadi produsen mobil.
Karya pertama dari kolaborasi keduanya adalah Maruti 800 yang discontinued tahun 2014.
Hadirnya Maruti 800 nyata membuahkan hasil luar biasa di India karena menjadi mobil terlaris selama beberapa waktu. Salah satunya punya label harga termurah di kelasnya.
Kesuksesan itulah yang kemudian mendorong kerjasama tersebut menjadi lebih solid dimana kedua perusahaan kemudian ‘melebur’ di bawah nama Maruti Suzuki India Ltd. hingga saat ini.
Membuat kebijakan yang fokus pada produksi mobil compact
Berdasarkan data terakhir dari JETRO (Japan External Trade Organization) Suzuki mendominasi pasar mobil di India dengan pangsa pasar sampai 41,7 persen (2023). Bersaing dengan competitor terdekatnya, Hyundai, dengan penguasaan pangsa pasar 14,6 persen.
Oshamu Suzuki sendiri mulai bekerja di Suzuki tahun 1958. Itu tak lama setelah ia menikahi puteri dari Shunzo Suzuki yang saat itu menjabat sebagai President.
Di bawah kepemimpinan pria yang masih bermain golf sampai usia 90 tahun itu Suzuki Motor Corp. tampil sebagai pabrikan asal Jepang yang konsisten menciptakan mobil yang berdimensi kecil. Selain itu, pria yang memiliki tiga anak itu menggariskan kebijakan untuk sangat intens dengan pasar India, kawasan Asia Tenggara, dan area Eropa Timur.
Langkah strategis lainnya adalah menjalin aliansi di sektor teknologi dengan pihak Volkswagen AG pada tahun 2009. Meskipun pada tahun 2015 keduanya berpisah.
Saat berada di bawah kempemimpinan pria yang bernama asli Osamu Matsuda itu juga Suzuki pamit dari pasar Amerika Serikat di tahun 2012 dan Tiongkok pada tahun 2018. Alasannya Konsmumen di kedua negara itu lebih menginginkan mobil yang dimensinya lebih besar dibandingkan rata-rata mobil merek Suzuki.
Langkah strategis terakhir dari Suzuki-san adalah saat menjalin aliansi dengan pihak Toyota Motor Corp. di tahun 2019.
Kedua raksasa itu bersepakat untuk mengembangkan beragam teknologi mobil masa depan yang canggih. Sebut saja soal fitur autonomous dan juga pengembangan mobil listrik. (EW)