Terminal Pakupatan di kota Serang, Provinsi Banten, yang pekan ini (8/1) diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Terminal Tipe A sehari dilintasi 400 bus tiap harisnya. Ini merupakan salah satu hub utama transportasi jalan raya di bagian barat pulau Jawa.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa tujuan revitalisasi Terminal Penumpang Tipe A Pakupatan adalah untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan masyarakat kota Serang dan sekitarnya dengan fasilitas yang teratur dan nyaman.
“Revitalisasi ini sangat penting karena letak Serang sangat strategis. Menghubungkan Sumatera ke Jawa, Jawa ke Sumatera, dan jumlah penumpangnya relatif baik karena cukup banyak yang mau ke Sumatera ataupun Jawa,” ujar Menhub seperti dilansir Antara.
Saat ini jumlah penumpang di terminal Pakupatan mencapai 3.111 orang dengan layanan 38 trayek AKAP dan 8 trayek AKDP dalam sehari. melayani 359 bus yang beroperasi yang terdiri dari 265 bus melayani trayek antarkota antarprovinsi (AKAP) dan 94 bus melayani trayek antarkota dalam provinsi (AKDP).
Dalam sambutannyaPresiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini wilayah perkotaan mengalami masalah yang sama yaitu kemacetan. Karena itu, pemerintah terus membangun infrastruktur sarana dan prasarana transportasi agar semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi massal.
“Oleh karenanya kita bangun dan kenalkan MRT, LRT, KRL, Transjakarta (Bus Rapid Transit/BRT). Semua itu untuk mendorong masyarakat agar menggunakan transportasi umum dan meninggalkan transportasi pribadi,” kata Presiden.
Khusus soal terminal Pakupatan, Presiden berharap dapat semakin meningkatkan pelayanan dan kenyamanan, serta menghilangkan kesan bahwa terminal itu tidak aman. “Saya sangat senang Terminal Pakupatan ini ramai. Ada 400 bus setiap hari. Dengan terminal yang modern, kita harapkan busnya semakin bertambah, penumpangnya bertambah. Ini yang kita harapkan,” ujarnya.
Secara umum, terminal yang berada di ‘pintu masuk’ kota Serang itu banyak dijadikan tujuan antara bagi bus dari berbagai kota di pulau Jawa sebelum berakhir di wilayah Merak maupun Rangkasbitung. Jamak juga jadi pemberhentian antara untuk naik turun penumpang bagi bus yang bertujuan akhir di kota-kota pulau Sumatera.
Baca juga: Dunia Bus Sumatera Semakin Menggeliat