OTODRIVER - Belakangan ini tengah marak di sosial media sebuah Mitsubishi Xpander menabrak sebuah Porsche 911 GT3 yang terparkir di sebuah showroom. Alhasil, kedua mobil tersebut hancur berkeping-keping dan 911 GT3.
Sontak peristiwa ini pun ramai di sosial media. Bahkan pada pekan lalu, setidaknya terdapat empat model Xpander yang ramai di sosial media terlibat kecelakaan.
Lantas, dengan adanya peristiwa ini tentu menjadi perbincangan hangat. Bahkan di salah satu video sebuah Xpander menabrak kafe tertulis “waduh lagi ada apa ya dengan para pengemudi Xpander belakangan ini,”
Tak bisa dipungkiri, ada beberapa model mobil di Indonesia yang menjadi sasaran stereotip masyarakat akan gaya berkendaranya. Seperti SUV Ladder Frame Pajero Sport dan Fortuner yang terkenal arogan dan juga duo Calya-Sigra yang sering dicap mobil ugal-ugalan ataupun lane hogger.
Namun rupanya, model mobil ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap gaya berkendara pengemudinya. Hal itu diungkapkan oleh Sonny Susmana selaku Director Training Safety Defensive Consultant.
“Kalau mengemudi tergantung dari model mobilnya menurut saya ada benar dan tidaknya. Benar untuk kategori green atau basic driver (pengendara baru). Tapi kalau levelnya sudah safety atau defensive driver tidak akan terpengaruh terhadap model tertentu,” jelas Sonny ketika dihubungi oleh tim OtoDriver, Minggu (17/3).
Hal yang menjadi penilaian tentu adalah seberapa pengalaman pengemudinya, bukan jenis model mobilnya.
“Memang pengemudi dengan level green atau basic memang belum punya pakem dan cenderung masih coba-coba. Mereka masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan termasuk kendaraannya. sehingga mudah berubah-ubah atau terpengaruh. Nah yg di-judge harusnya bukan merk atau jenisnya tapi ketegori pengemudinya,” tambah Sonny. (AW).