OTODRIVER - Honda berharap mobil hybrid yang beredar di Indonesia bakal mendapatkan privilege setara dengan mobil listrik yang ada di Indonesia, yakni bebas ganjil genap. Pembebasan ini masuk ke dalam insentif non fiskal.
Yusak Billy selaku Sales and Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) menyebutkan bahwa mobil hybrid sebenarnya punya emisi yang tak kalah dengan mobil listrik apalagi hanya dikemudikan di dalam kota.
"Makanya kalau di Jakarta, ditanya perlu tambahan subsidi atau insentif, bebas ganjil genap? Saya rasa itu sangat perlu, kalau masuk ke Jakarta, speed di bawah 60 atau 50 (km/jam) teknologi kita itu baterai yang jalan. Jadi ya ramah lingkungan sekali. Harusnya bisa dipertimbangkan untuk masuk daerah ganjil genap," ujar Billy saat diwawancarai di ajang IIMS 2024 di Jakarta Pusat, Jumat (23/2).
"Saya rasa itu perlu, karena teknologi hybrid (lebih) ramah lingkungan kalau dibandingkan ICE, dia (mobil hybrid) bisa me-reduce setengah karbon. CR-V itu fuel eficiency-nya bisa satu (liter bensin) banding 25 km, tergantung pemakaian juga," tambahnya
"Masuk dalam kota itu bisa dipastikan hanya baterai motor listrik yang bergerak. Makanya ganjil genap supaya Jakarta itu bersih," tutup Billy.
Honda CR-V generasi terbaru ini diklaim memiliki sistem hybrid yang sedikit berbeda dengan model-model lain yang dipasarkan. Secara garis besar, mesin dan motor listrik bekerja secara bergantian, berbeda dengan mekanisme hybrid seri-paralel yang memungkinkan motor listrik dengan mesin bensin bekerja secara bersamaan untuk menggerakkan mobil.
Pada sistem hybrid e:HEV, saat mobil berjalan dan perjalanan di dalam kota, motor listrik yang menggerakkan mobil. Sedangkan untuk akselerasi secara halus, mesin bensin menggantikan peran motor listriknya. Ketika melakukan akselerasi kuat, motor listrik kini yang bertugas sebagai penggerak dan ketika cruising di kecepatan tinggi, pengerak dialihkan ke mesin bensinnya. (AW).