OTODRIVER - Setelah empat tahun penundaan, akhirnya pada 30 November 2023 silam, Tesla Cybertruck benar-benar dikirim pada pelanggannya, walau dalam jumlah sangat terbatas. Konon hanya 30 unit saja.
Pengiriman besar-besaran dikabarkan baru akan dilakukan pada tahun depan. Pemesan dari AS mungkin bisa bernafas lega dengan hal ini, hanya saja tidak demikian dengan para pemesan dari Eropa. Pemesan Cybertruck dari benua biru ini boleh dikatakan harapannya semakin menipis. Pikap ini bahkan disebut sebagai ‘buah terlarang.’
Mengapa demikian?
Peraturan di Eropa khususnya di Kawasan Barat memiliki batas lisensi kategori B untuk mobil penumpang biasa yang memiliki batas berat kotor hingga 3,5 ton.
Bobot Cybertruck memang masih di bawah ambang yang diberlakukan, namun perlu dipahami, angka tersebut belum termasuk bobot muatannya yang mencapai 2.500 pon atau sekitar 1,1 ton yang jika dijumlahkan berada diangka 9.343 pon atau sekitar 4,2 ton. Ini belum termasuk bobot dari penumpang.
Dengan kelebihan bobot ini, maka untuk bisa mengendarai mobil ini di Eropa maka harus memiliki lisensi di kategori C yang lebih tinggi.
Hal ini menimbulkan permasalahan baru, di mana butuh Surat Izin Mengemudi baru yang lebih tinggi. Artinya ini akan cukup mahal untuk didapatkan. Tentu ini menjadi tidak praktis dan menyusahkan.
Selain itu ukurannya yang relatif bongsor, sehingga kurang sesuai dengan kondisi jalanan di sana.
“Truk pikap tergolong kecil dalam hal adopsi pasar dibandingkan dengan apa yang Anda lihat di pasar AS,” kata Pedro Pacheco, wakil presiden penelitian di Gartner untuk Business Insider.
“Untuk kendaraan kategori Cybertruck, pasarnya tidak besar di Eropa, karena umumnya truk pikap belum terlalu umum,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Tesla pun punya masalah pada port pengisian daya, d mana Cybertruck punya pengisian model North America Charger Standard (NACS) yang jamak digunakan pada kendaraan di AS dan Kanada. Sedangkan Eropa menggunakan konektor model CCS2 yang juga sudah digunakan perangkat Supercharger Tesla di Eropa.
Solusinya, Tesla harus menyesuaian menggunakan jenis CCS2, namun hal ini akan menyebabkan perubahan perangkat keras dan perangkat lunak. Hal yang mungkin dianggap Tesla sebagai gangguan besar dalam skema besar.
Selain itu dari sisi kultur, Eropa kurang akrab dengan pikap dan lebih familiar menggunakan van. Menurut Automotive News , tahun 2020 seluruh Eropa hanya mampu menyerap 116.280 pikap saja. Bandingkan dengan AS dalam periode yang sama di mana sekitar tiga juta pikap terjual di AS. (SS)