OTODRIVER - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebut emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil listrik lebih tinggi ketimbang kendaraan hybrid maupun internal combution engine atau ICE.
"Datanya mengatakan bahwa per unit karbon yang dihasilkan oleh EV itu lebih tinggi daripada hybrid dan lebih tinggi dari pada ICE karena sumber energinya masih dari fosil,” ujar Agus di JW Marriot, Rabu (11/10).
Emisi karbon yang dihasilkan bukan dari proses kendaraan listrik saat digunakan. Jika mobil bensin mengeluarkan polusi langsung dari sistem pembakaran tapi mobil listrik dari proses batubara yang menghasilkan emisi karbon.
"Kendaraan listrik lebih efisien dengan segala sumber listrik yang digunakan. Hal itu selaras dan mencerminkan emisi yang lebuh rendah yang dimiliki kendaraan listrik dibandingkan kendaraan bahan bakar minyak," kata Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin dalam dialog virtual di Jakarta, Kamis (19/10).
Ia juga menambahkan, kendaraan BBM hanya memakai 46 persen bensin saja yang dipakai untuk menggerakkan roda. Selebihnya energi itu hilang saat proses transfer BBM dan proses pembakaran di ruang pembakaran, digunakan untuk auxiliary electricity, drivetrain losses, dan parasitic losses.
"Penggunaan teknologi regenerative braking system dapat membuat kendaraan listrik memanen 22 persen energi dengan menangkap kembali energi saat terjadi proses pengereman," papar Ahmad.
Perlu diketahui, kendaraan BBM bermesin 2.000 cc yang menggunakan standar Euro 6 dengan bensin RON 95 memiliki level emisi karbon tertinggi mencapai 179,17 gram karbon dioksida per kilometer. Untuk mobil bermesin hybrid 2.000 cc ditambah 85 kilowatt yang mengonsumsi BBM jenis RON 95 memiliki emisi karbon 76,79 gram karbon dioksida per kilometer. Sedangkan, kendaraan listrik 85 kilowatt yang diisi daya listrik bersumber dari PLTU batu bara memiliki level karbon 67,82 gram per kilometer. (GIN)