Pada awal 90-an pasar Indonesia diperkenalkan pada sosok Mazda 323 Astina. Sedan empat pintu yang juga dikenal sebagai 323F di Eropa ataupun Familia Astina di market domestik Jepang ini punya keistimewaan tersendiri yang langsung bisa disaksikan pada tampilan facianya.
Tak seperti mobil yang dijajakan di Indonesia pada saat itu, Astina tampil dengan lampu pop up alias lampu utama yang tersembunyi. Wujud lampunya baru akan tampak ketika mobil ini menyalakan lampu utamanya.
Lampu yang disembunyikan ini mampu memberikan tampilan yang clean dan rapi yang menjadi trend saat itu.
Tampilan mobil bikinan Auburn, Indiana AS ini cukup mencolok dengan tampilan lampu yang menjadikan tampilannya cukup beda dengan mobil pada zamannya. Sayangnya, selang beberapa lama setelah penampilan perdananya pabrikan Cord mengalami kebangkrutan dan ditutup pada 1937. Namun demikian, Cord berhasil menanamkan visi baru dari desain mobil di mana lampu pop up ini merupakan salah satu 'obat ganteng' dari sebuah mobil.
Daya tarik pop up pun menyeberang ke Eropa. Alfa Romeo menguntit di belakang dengan menampilkan versi custom dari Alfa Romeo 8C pada 1936. Hanya saja pabrikan Italia ini hanya memproduksinya dalam jumlah yang sangat terbatas. Dalam mengoperasikan lampu ini baik Cord maupun Alfa Romeo menggunakan engkol dan kabel khusus yang ditempatkan pada dasbor. Jadi lampu tidak secara otomatis nongol saat nyala dan harus diengkol terlebih dulu.
General Motors (GM) pun membuat terobosan dengan memperkenalkan lampu tersembunyi yang digerakkan dengan penggerak mekanis. Model ini muncul pada sosok mobil konsep Buick Y-Job. Selanjutnya muncul pada mobil konsep GM lainnya yakni Buick Le Sabre 1951. Sama seperti Y-Job, Le Sabre tidak pernah masuk ke lini produksi dan hanya berfungsi sebagai mobil eksperimental saja.
Baru pada 1962, Lotus dengan Elan hadir sebagai pengguna lampu yang kemudian sohor disebut pop up ini dalam bentuk produk masal. Tak selang lama Chevrolet Corvette C2 hadir dengan ciri lampu tersembunyi. Mulailah suatu era bahwa model lampu ini merupakan salah satu elemen yang biasa ditemui pada mobil sport.
Demam lampu pop up pun melanda industri otomotif mulai era 60-an, termasuk Jepang yang diwakili Toyota dengan GT 2000 yang hadir pada 1965. Chrysler Group pun menghadirkan Dodge Charger yang juga mengadopsi model lampu ini pada 1966. Tren pada mobil sport pun bergulir pada model-model Eropa seperti Lancia Stratos dan lain sebagainya. Selanjutnya, penggunaan lampu pop up pun meluas pada jenis mobil mewah seperti yang dipakai oleh Cadillac Eldorado generasi VIII pada 1967. Disusul Lincoln Continental generasi V di 1970.
Tahun 80-an merupakan era kejayaan lampu pop up. Hampir semua pabrikan Jepang punya produk dengan lampu ini. Sebut saja Toyota AE86 Sprinter Trueno, Mazda RX-7, Honda Prelude, dan sebagainya.
Era 2000 menjadi era suram bagi pop up. Jenis lampu ini mulai ditinggalkan karena cukup mengganggu aerodinamika dan butuh perawatan rutin khusus. Terakhir, eksistensi lampu pop up kian habis karena tersandung masalah undang-undang. Masalah safety menjadi pembungkam keberadaannya. Jenis lampu ini dianggap lebih membahayakan pada saat terjadi tabrakan, karena punya komponen bergerak yang lebih rawan lepas dan lebih dari itu menyebabkan ancaman cedera yang lebih besar pada pejalan kaki.
Lampu depan pop-up terakhir kali muncul pada mobil produksi di tahun 2004, ketika Lotus Esprit dan Chevrolet Corvette mengakhiri produksinya.