All New Toyota Agya telah resmi melenggang dan untuk varian GR Sport secara resmi tak lagi menyandang status sebagai Low Cost Green Car (LCGC).
Skema ini mengingatkan pada rivalnya Honda Brio yang memberikan pilihan pada pasar produknya sebagai mobil skema LCGC untuk Brio Satya dan Non LCGC untuk Brio RS.
Kehadiran Agya GR Sport memberikan label baru sebagai mobil termahal di kelasnya, menggantikan posisi Honda RS Urbanite Edition.
"Kalau lihat dari produk, mulai platform hingga fitur, di luar tune performa pada suspensi dan steering system, Agya GR Sport memberikan segudang fitur tambahan yang hanya dimiliki model di segmen ini. Kami rasa harga tersebut pantas untuk model ini, dengan model baru, platform baru,” kata Anton di Bali belum lama ini.
Lebih lanjut Anton menjelaskan, mobil ini memang diproyeksikan untuk melengkapi produk yang ditawarkan. Pria berkacamata ini menambahkan bahwa kehadiran Agya GR Sport sebetulnya juga untuk mengisi kekosongan segmen mobil dengan harga antara Rp200 juta hingga Rp300 juta. Menurutnya kehadiran mobil ini juga bakal menjadi pilihan buat konsumen yang tidak masuk pada segmen LCGC ataupun MPV seperti Avanza.
"Kita memberi pilihan kekosongan di segmen ini. tapi bukan berarti kita menolak input ya, jadi input-input mengenai harga mungkin fitur, ini jadi consideration kita ke depannya," jelas dia.
Terlepas dari harga yang lebih mahal dari rival Hondanya, Anton meyakini bahwa konsumen tetap bakal melirik produk terbaru Toyota ini. Hal ini terlihat dari jumlah varian GR Sport mencapai 10-15 persen dari keseluruhan pemesanan Agya generasi terbaru yang sudah mencapai 2.400 unit.
Padahal, menurutnya saat ini masih banyak publik yang menganggap Agya GR Sport masih masuk kategori LCGC. Oleh karena itu, menurutnya apabila awareness publik terhadap varian GR Sport ini meningkat, bukan tidak mungkin jumlah penjualan semakin bertambah.
"Buktinya, dalam artian awareness yang saya rasa masih bisa kita bangun, kita sudah bisa mengisi 10-15 persen dari penjualan," tutupnya.