Jakarta. OTODRIVER. Berkembangnya pasar mobil listrik di dunia membuat pabrikan otomotif termasuk Ford, mulai berkonsentrasi untuk melakukan produksi mobil ramah lingkungan tersebut.
Sayangnya, dengan peralihan produksi kendaraan listrik ini, pabrikan asal Amerika Serikat tersebut telah mengumumkan gelombang baru pemutusan hubungan kerja (PHK), terhadap sejumlah insinyurnya di kawasan Amerika Utara dalam beberapa hari mendatang.
"Ini terkait dengan rencana pertumbuhan Ford+ yang kami perkenalkan pada tahun 2021 dan semakin diterapkan selama setahun terakhir," kata juru bicara Ford, T.R. Reid dalam keterangan persnya.
"Mewujudkan rencana termasuk menyesuaikan staf agar sesuai dengan prioritas dan ambisi yang terfokus, sambil meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya," terangnya.
Ford sebelumnya mengatakan juga merekrut karyawan baru di beberapa daerah, namun tidak diketahui jelas apakah PHK kali ini akan mengakibatkan pengurangan tenaga kerja Ford secara keseluruhan di Amerika Serikat atau Kanada.
Sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Ford+, pada tahun 2021 perusahaan ini dibagi menjadi tiga unit operasi besar: Ford Blue untuk kendaraan bertenaga pembakaran internal, Ford Model E untuk kendaraan listrik, dan Ford Pro yang berfokus pada kendaraan komersial.
CEO Ford Jim Farley juga mengumumkan bahwa perusahaan akan fokus pada segmen pasar yang lebih sedikit, tetapi lebih menguntungkan, dan akan mengembangkan lebih banyak produk digital untuk pelanggannya.
Selain pertumbuhan keuntungan, pengurangan biaya juga merupakan bagian dari rencana perusahaan.
Pada Maret 2023, eksekutif Ford mengatakan bahwa perusahaan akan merugi hingga USD 3 miliar tahun ini dari penjualan kendaraan listrik tetapi masih mengharapkan untuk memenuhi target keuntungannya sebesar USD 9 miliar hingga USD 11 miliar untuk tahun ini.(AB)