Terkadang idealisme harus ternoda saat berhadapan dengan kenyataan. Seperti halnya dalam mengisi bahan bakar. Di mana terkadang kita ‘terpaksa’ mengisi bahan bakar dengan spesifikasi yang tidak sesuai dengan permintaan yang diinginkan mesin.
Semisal kita biasa menggunakan jenis bahan bakar Shell V-Power dengan oktan 95, kemudian kita terpaksa untuk mengisi BBM dengan merek sebelah yang punya nilai oktan sama. Apa yang terjadi jika kedua BBM dua brand tersebut ini dicampur, apa efeknya pada mesin?
“Secara umum kedua apabila kedua BBM beda brand ini dicampur maka secara umum tidak ada masalah. Keduanya akan bercampur dengan sempurna dan bisa berfungsi normal sebagai bahan bakan mesin,” terang HM Gazy Amir, Direktur PT Catur Bangun Putra, salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengukuran kualitas bahan bakar di Indonesia.
“Dua bahan bakar dari dua brand berbeda secara khusus akan punya zat aditif yang berbeda pula. Semisal pada Shell V-Power dengan oktan 95 yang dicampur dengan bahan bakar yang setara dari brand sebelah maka kinerja bahan bakar tersebut secara khusus tidak akan optimal,” terang Colin Chin, Shell Fuel Scientist dalam unggahan di sosial media Shell Indonesia.
“Bahan bakar Shell punya zat aditif Dynaflex yang mampu mengurangi gesekan pada mesin. Dan apabila dicampur dengan BBM brand lain yang tidak punya zat ini, tentu kinerjanya tidak akan seoptimal jika murni (menggunakan Shell),” lanjutnya. “Aditif pada Shell bukan hanya tentang pengurangan gesekan. Ini juga mengandung molekul deterjen yang kuat yang dapat membersihkan endapan yang memungkinkan mesin tetap bekerja secara optimal,” imbuhnya
Jadi jika terpaksa menggunakan bahan bakar yang bukan biasanya, upayakan sesegera mungkin menggantinya dengan bahan bakar biasa diasup dan kembalikan pada spesifikasi bahan bakar yang biasa digunakan.