PT Honda Prospect Motor memang pernah mengundang media untuk melakukan first drive All New Honda BR-V. Namun pengetesan singkat di sirkuit proving ground. Jadi belum bisa memberikan gambaran seperti apa ‘tabiat’ sesungguhnya dari mobil ini. Dan kesempatan melakukan ‘eksplorasi’ pun datang minggu kedua Januari 2022 dan PT HPM mengajak kami untuk menjajal LSUV ini dengan jarak kurang-lebih dari 500 km dengan rute Jakarta-Ungaran-Solo.
Kemunculan generasi kedua BR-V ini mengusung platform baru namun sekaligus memberikan penyempurnaan dari model sebelumnya. Selain itu mobil 7 seater ini mendapatkan mesin baru dan rangkaian fitur canggih gres yakni Honda Sensing. Dari sisi eksterior, All New BR-V memiliki desain yang lebih mudah dicerna dan tanpa kehadiran garis bodi yang agresif seperti pendahulunya.
Dalam pengujian ini Honda hanya menyediakan varian tertingginya, Prestige with Honda Sensing. Dengan demikian kami berkesempatan untuk mencicip paket teknologi yang menjadi andalan Honda tersebut.
Perjalanan dari Jakarta menuju destinasi pertama, yakni Ungaran dapat dikatakan sekitar 95% ditempuh menggunakan jalan tol dan test drive dengan rute perjalanan luar kota ini menjadi lahan pembuktian BR-V untuk merasakan aspek performa, kenyamanan, serta fungsi setiap fitur dari Honda Sensing.
Seperti halnya bagian eksterior. Bagian kabin All New BR-V ini pun terasa lebih sederhana dan layout pada dasboard mudah dipahami. Beberapa bagian nampak sudah dibalut dengan material soft touch.
Bangku bagian depan sedikit terasa lebih kecil jika dibandingkan dengan rivalnya semisal Xpander, demikian juga dengan ruang kaki yang tak selega rivalnya tersebut. Namun kenyamanan yang disuguhkan bangku masih cukup bisa ditolerir dan menghasilkan posisi duduk yang ideal. Satu hal yang perlu diappresiasi, di mana penempatan APAR yang cukup baik di bagian bawah bangku penumpang depan.
Sedangkan pada baris kedua dirasa cukup lega dan nyaman, bahkan ketika bangku pertama dimundurkan maksimal, masih ada cukup ruang untuk kaki penumpang bagian second row tersebut.
Berikutnya adalah bagian dapurpacunya. Mesin L15ZF I-VTEC DOHC menjadi andalan. Dapur pacu yang juga dipakai pada City Hatchback ini mampu mengail 121 ps dan torsi 145 Nm, figur yang persis dengan kinerja City. Mesin 4 silinder inline ini diakurkan dengan transmisi CVT atau manual 6-speed. Raihan angka tersebut cukup menjanjikan lantaran masih menjadi yang berbesar di kelasnya. Dalam test drive ini semua unit adalah versi transmisi CVT dan kinerja CVT Honda masih yang terbaik di kelasnya.
CVT generasi baru memberikan pengendaraan yang halus, lebih baik dari model pendahulunya. Umpan output halus dari mesin ke roda depan membuatnya nyaman di akselerasi awal, tanpa ada gejala sentakan torsi terlalu kuat. Cukup nyaman untuk dikendarai pada jalanan perkotaan maupun bebas hambatan.
Janji Honda untuk memberikan perbaikan pada suspensi terjawab saat dipacu di jalan tol. Kinerja suspensi dan chassis memberikan rasa yang lebih dewasa, tidak terlalu empuk atau keras. Saat melahap permukaan jalan dengan belokan panjang tidak terasa limbung dan relatif minim body roll.
Dalam kecepatan konstan 80-100 km/jam, interior terasa lebih kedap baik dari suara ban ataupun noise dari angin.
Ada hal yang sedikit kurang pada transmisi. Lantaran tidak tersedianya fitur triptonic ataupun paddle shifter. Hal ini yang kemudian memaksa melakukan kick down dengan menginjak pedal gas lebih dalam. Bahkan saat ingin mendapatkan rasio girboks yang lebih rendah (rasio yang kehendaki), suara mesin mengerang dan menyusup ke dalam kabin.
Kehadiran Honda Sensing menjadi nilai tambah tersendiri bagi BR-V, bahkan merupakan pelopor di LSUV 7 Seater.
Sejumlah fitur disajikan pada Honda Sensing pada BR-V yaitu Collision Mitigation Brake System (CMBS), Lane Keeping Assist System (LKAS), Road Departure Mitigation System (RDM), Lead-Car Departure Notification (LCDN), Auto high Beam, and Adaptive Cruise Control (ACC).
Sepanjang perjalanan LKAS dan RDM menjadi fitur kinerjanya paling dominan terasa. Keduanya memberikan feedback dan mengintervensi lingkar kemudi saat mobil keluar dari garis, tujuannya agar mobil tetap berada di jalur yang benar.
Sedangkan fitur Adaptive Cruise Control (ACC) BR-V tidak dilengkapi dengan Low Speed Follow seperti CR-V brojolan CR-V 2021. Absenya fitur ini menyebabkan cruise control tidak bekerja dalam kecepatan rendah hingga membuat mobil berhenti.
Perangkat CMBS (Collision Mitigation Brake System) pada unit kami sempat aktif saat ada sebuah sepeda motor menyeberang dan memotong jalan kami secara tiba-tiba. Bahkan fitur ini sempat mengambil alih hingga mobil mengalami pengereman keras dan berhenti.
Berdasarkan pantauan dari MID, unit yang kami kendarai mampu mencatatkan konsumsi BBM di 16,5 km/liter. Hasil yang tak terlalu memukau pada segmen 7 seater dengan mesin 1.5 liter.
Secara keseluruhan, Honda berhasil memperbaiki kinerja LSUV 7 seaternya. Walau ada beberapa kekurangan namun mobil ini memang pantas dipertimbangkan.
Selanjutnya besar harapan kami jika Honda melakukan beberapa perbaikan pada saat mobil ini mendapatkan penyegaran kelak.