Sebagai pendatang baru, Hyundai Stargazer selalu menjadi bahasan hangat saat ini. Sebagai mobil keluarga dengan harga antara Rp 250-300 jutaan, Stargazer bersaing langsung dengan Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga.
Namun demikian, Stargazer punya tenaga yang tergolong paling besar. Berbekal mesin berkapasitas 1.497 cc, 4 silinder segaris 16 katup, MPI (Mutli Point Injection) bertenaga 113 HP/6.300 rpm dan torsi 144 Nm/4.500 rpm. Mobil ini memiliki performa mesin yang terbilang baik.
Meski pada dasarnya pihak pabrikan menyarankan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan minimal 91, namun mesin 1.500 cc yang diusung Stargazer juga masih bisa menikmati BBM subsidi tersebut.
"Pada dasarnya yang direkomendasi adalah unleaded (tanpa timbal). Jadi memang untuk mengejar performa mobil-mobil kita ini kompresi juga tinggi, jadi butuh oktan yang tinggi juga," ucap Makmur, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).
"Tapi apakah boleh pakai oktan yang rendah? pada dasarnya tanpa timbal. Pertanyaannya boleh tidak (Stargazer) pakai Pertalite? Boleh, kita tidak bisa melarang konsumen pada saat ingin memakainya," lanjutnya.
Bahkan Makmur menjamin, konsumen Stargazer yang menggunakan bahan bakar subsidi jenis Pertalite tak akan menggugurkan garansi. "Warranty (stargazer) gugur? Tidak. Jadi ini clear ya, tidak ada masalah, yang penting bahan bakar tanpa timbal," kata Makmur.