Meski tergolong ketinggalan dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia akan menerapkan standar emisi Euro 4 April mendatang. Namun, Isuzu menyatakan siap dengan aturan yang akan diberlakukan dalam waktu dekat tersebut.
“Isuzu, sudah memiliki teknologi yang bisa sesuai dengan aturan emisi Euro 4, sehingga begitu aturannya diberlakukan, sudah siap dengan kendaraan sesuai ketentuan tersebut,” ungkap Attias Asril, Marketing Division Head, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), dalam gelaran media gathering, Rabu (2/2).
Menurutnya, beberapa komponen masih sama dengan versi sebelumnya, seperti kesamaan komponen pada Isuzu Traga 90%, Giga 90%, sementara Elf 83%. “Jadi, konsumen tak perlu khawatir, karena ketersediaan suku cadang masih cukup dan mekanik di bengkel resmi Isuzu sudah terlatih dan siap dengan mesin Euro 4,” jelasnya.
Kemudian, di luar bengkel resmi ada 72 bengkel mitra yang siap melayani konsumen di seluruh pelosok negeri, termasuk juga Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) sebanyak 91 unit.
Banyak pula pertanyaan jika menggunakan bahan bakar yang seperti saat ini. Menurut Attias, dengan pengalaman 10 tahun pada mesin common-rail di Giga, sejauh ini tak ada kendala dengan bahan bakar yang ada. “Tak ada masalah dengan bahan bakar yang ada, tetapi disarankan menggunakan bahan bakar yang direkomendasikan,” ujar lelaki berkacamata itu.
Disebabkan, untuk mencapai penurunan emisi, tak hanya mesinnya saja, tetapi juga bahan bakar yang digunakan pun harus menunjang standar emisi Euro 4.
Memang, harga bahan bakarnya lebih mahal dibandingkan solar biasa, tetapi dengan teknologi yang ada di mesin tersebut, konsumsi bahan bakarnya lebih irit. “Bisa mencapai 10 hingga 12% lebih irit, kami sudah mencobanya,” tukas Attias.
Ya, memang akan ada perbedaan, tetapi dengan konsumsi yang irit, tentu akan menjadi ‘kompensasi’ dengan mendapat jarak tempuh yang lebih jauh.
Pihak Isuzu juga mengatakan, seluruh jajarannya akan menggunakan mesin berstandar Euro 4 mulai April mendatang.