Pekan ini (20/12) kota Surabaya secara resmi punya armada angkutan massal bertenaga listrik. Ya, ada 17 unit bus buatan PT INKA yang dioperasikan oleh Perum Damri bertugas sebagai armada “Trans Semanggi Suroboyo”. Ini merupakan bagian dari 10 kota di Indonesia yang menerima armada bus tenaga listrik seusia gelaran G20 di Bali.
Salah satujuan dari pengoperasian armada angkutan massal tentu saja untuk menjadi solusi soal emisi gas buang di Surabaya yang juga merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. "Jadi pada intinya bagaimana kita punya kontribusi yang positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” kata Suharto, Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam siaran resminya (21/12)
Untuk Surabaya sendiri, menurut Suharto, dianggapnay sudah siap dengan moda transportasi massal yang ramah lingkungan. "Surabaya memiliki komitmen yang kuat, sangat didukung oleh Wali Kota dan juga DPRD-nya. Bahkan, masyarakatnya juga aware. Kalau Surabaya tidak berperan dalam mengurangi kendaraan pribadi, maka lama-lama Surabaya akan seperti Jakarta tahun lalu,” ucap Suharto lagi.
“Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi kita coba,” kata Eri Cahyadi, Walikota Surabaya yang ikut menyaksikan peresmian operasi bus listrik. Ia juga menyadari bahwa salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum.
Kapasitas setiap bus ini adalah 28 penumpang, dan akan berhenti di 62 titik. Sedangkan pembayaran ongkos naiknya yang sebesar Rp 6.200 sekali jalan adalah non tunai lewat layanan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp 6.200. Namun tarif tersebut gratis bagi veteran, lansia, dan pelajar. Untuk aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus Ada tiga koridor yang dilayani, yaitu dari Terminal Purabaya – Jalan Ahmad Yani – Dolog – Jemur Andayani - SIER- Rungkut Madya – Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jalan Kenjeran - Kenjeran Park.