Pandemi corona memiliki dampak yang besar terhadap semua sektor, termasuk industri logistik. Menurut data dari BPS, sektor industri logistik mengalami penurunan hingga 30 persen di kuartal II tahun 2020.
Akan tetapi, beberapa perusahan logistik dapat bertahan, bahkan tumbuh selama masa pandemi. Hal ini dikarenakan melakukan perubahan operasional bisnis, diversifikasi pasar dan melakukan investasi pada penerapan teknologi.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita menyatakan, dengan adanya pandemi, ekonomi digital akan naik dengan pesat. “Pandemi ini menjadi sebuah trigger untuk perkembangan ekonomi digital pada semua industri di Indonesia, termasuk sektor logistik,” urai Zaldy beberapa waktu lalu.
“Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pada perkembangan teknologi, antara lain akses internet, penerapan digital payment dan digital service. Masa pandemi juga memberikan dampak positif dengan mengakselerasi penerapan digital terhadap pasar dan konsumen,” kata Sugi Purnoto, Senior Trainer dari ALI.
Toh demikian, terdapat beberapa faktor yang masih menjadi tantangan untuk penerapan digitalisasi industri logistik di Indonesia. Standarisasi dan transparansi data masih menjadi masalah yang sering dihadapi oleh berbagai pelaku industri.
Komitmen dari seluruh level industri perlu dilakukan untuk menerapkan transformasi digital pada sektor logistik di Indonesia. Ini juga yang jadi fokus Logisly sebagai salah satu start up digital di sektor logistik.
"Selama pandemi, kami bersyukur bahwa banyak shipper yang sudah mempercayai kami dengan pengiriman rutin. Bukan hanya kemampuan digital saja, kami juga memastikan semua pengiriman dilakukan dengan dari kepastian 99% pasti ada truk, sampai pengembalian surat jalan tepat waktu,” kata Roolin Njotosetiadi, Co-Founder & CEO Logisly.