Stellantis saat ini merupakan kekuatan otomotif terbesar keempat di dunia. Grup ini muncul dari penggalangan kekuatan dari grup Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan PSA Groupe.
Selain melakukan penggalangan kekuatan baru, tujuan Stellantis ini juga untuk membenahi masalah internal termasuk melakukan langkah untuk membereskan brand-brand yang bermasalah dalam aliansi yang masih seumur jagung itu. Harapannya semua merek yang berpayung di bawah Stellantis berportofolio baik dan punya peluang masa depan yang cerah.
Potensi pemangkasan Chrysler ini sudah diterendus sejak awal pembentukan Stellantis. Tak hanya itu marek lain yakni Lancia pun masuk daftar untuk dijagal eksistensinya.
Sebagai brand yang paling berpengaruh dalam aliansi kondisi Chrysler ini tentu menjadi hal yang cukup emosional bagi beberapa pihak. Dan sepertinya formasi baru Stellantis cukup berhati-hati dalam menangani hal tersebut.
Seperti dikutip motor1, chairman of the Stellantis National Dealer Council, David Kelleher baru-baru ini menyatakan keyakinannya bahwa Chrysler masih punya peluang untuk diselamatkan. Kelleher mengungkapkan brand yang didirikan oleh Walter Chrysler pada 1925 ini dapat diselamatkan jika berbagi lebih banyak platform dan teknologi dengan PSA Group. Dia bahkan mengatakan akan merasa "dilanggar" jika merek itu benar-benar diturunkan.
Pernyataan Kelleher cukup beralasan karena merupakan nama utama yang melabeli merek dari gank Detroit (Chrysler, Dodge, Plymouth) yang selalu dibawa ke mana-mana. Masih ingat kerjasama Daimler-Chrysler AG dan FCA? Dua nama tersebut mencantumkan Chrysler di dalamnya. Kelleher mengisyaratkan bahwa tidak ingin nama besar Chrysler dibuang begitu saja tanpa ada kesempatan untuk dibela.
Salah satu kesempatan adalah menjual lebih banyak mobil dengan teknologi elektrifikasi menjadi salah satu peluang untuk jadi pintu keluar bagi Chrysler.
Di masa lalu, Chrysler dikatakan sebagai kepala ‘gank’ dari Chrysler Corporation yang membawahi merek Chrysler, Dodge, Plymouth dan DeSoto. Di mana Chrysler diposisikan untuk produk high-endnya, DeSoto berada tepat di bawahnya, kemudian Dodge dan terakhir Plymouth.
Brand DeSoto dieliminasi pada 1961 karena salah kelola dan faktor lain di luar perusahaan. Sedangkan Plymouth rampung pada 2001 dengan sebab yang kurang lebih masalah yang hampir sama.