Kejadian kecelakaan yang dialami bus pariwisata PO Sri Padma Kencana yang terperosok ke jurang di Tanjakan Cae, Sumedang, Jawa Barat (10/3) mungkin membawa penasaran banyak orang. Pasalnya kejadian diduga akibat rem blong.
Ternyata tidak semua sistem pengereman bus dan truk punya performa yang sama. Bahkan ada juga sistem yang bisa disebut bebas blong. Seperti dijelaskan Thomas Aquino Wijonarko, Instruktur Training Center Isuzu beberapa waktu lalu.
Menurutnya saat ini dikenal tiga jenis rem pada bus dan truk. Di antaranya sistem hidrolik, air over hydraulic dan full airbrake.
"Kalau injaknya makin kuat, remnya juga kuat. Biasanya ada brake booster. Namun kelemahannya hidraulis begitu bocor, rem akan ngeblong," katanya.
Lalu ada sistem air over hydraulic. Di mana kinerja hidrolik pengereman ditunjang sistem pneumatic yang dibantu angin. Secara kekuatan di sistem pneumatic menggunakan chamber kurang lebih 18-20 cm.
"Kelebihannya, kekuatan injakan dilipatgandakan. Secara kekuatan jauh lebih baik dari hidraulis dan tak tergantung kekuatan kaki," urainya. Namun karena masih memiliki sistem hidraulis, maka masalah seperti kebocoran tetap terjadi.
Terakhir ada rem full airbrake atau kerap disebut rem angin dan disebut jadi yang paling aman. Karena sistem ini mengandalkan tekanan udara pada sistem remnya.
"Sehingga saat ada kebocoran dan gas berkurang otomatis akan ngelock atau terkunci," jelasnya. Dalam kondisi ini, bus dan truk tidak dapat berjalan sampai komponen tersebut normal.