Salah satu yang paling menarik dalam “The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia” di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu adalah sosok Ioniq 5, EV terbaru dari Hyundai yang cukup fenomenal.
Walau sudah mulai dijajakan sejak April silam, walau sosok tersebut sudah dipamerkan dan berhembus kabar rencana produksinya, namun pihak Hyundai masih malu-malu mengirimkan sinyal mengenai peran Ioniq 5 di tanah air.
Sejujurnya kami sedikit terhenyak saat melihat langsung mobil ini lantaran ukurannya yang lebih besar dari yang kami perkirakan. Mobil ini punya dimensi (PxLxT) 4.635 mm x 1.890 mm x 1.603 mm dan wheelbase 3.000 mm. Ukuran ini cukup masif jika dibandingkan dengan dimensi Kona Electric (PxLxT) 4.180 mm x 1.800 mm x 1.570 mm dengan wheelbase 2.600 mm. Walau demikian dengan lampu unik ini masih dimasukkan dalam kategori compact crossover SUV.
Dari sisi desain, Ioniq 5 pun punya daya pikat tersendiri, dengan memasukkan unsur desain retro sekilas tampilannya bodinya mengingatkan kita pada sosok Lancia Delta, terutama tarikan desain di bagian belakangnya.
Pada bagian mukanya membulat pada tiap ujung bonetnya. Secara umum Hyundai dengan cerdas mengintegrasinya dengan bagian belakang yang cenderung mengkotak dengan kehadiran lampu utama yang mengkotak. Walau memiliki benih desain klasik, namun kehadiran pelek besar 20 inci dengan ornamen jaring seolah jadi jembatan dunia klasik dan modern.
Secara desain mobil ini syarat dengan gaya art-deco yang memang mengawinkan unsur menyudut dan kurva membulat. Lima garis pada sidemouldingnya semakin memperkuat karakternya.
Mobil diklaim memiliki kecepatan puncak 185 km ini menjadi sangat istimewa lantaran mobil pertama yang menggunakan platform E-GMP (Electric Global Modular Platform). Platform inilah yang nantinya sakaguru bagi mobil-mobil listrik Hyundai di masa depan.
Pada dasarnya dari mobil ini adalah penggerak roda belakang dengan motor listrik yang ditanam untuk menggerakkan kedua roda belakangnya. Namun Hyundai pun memberikan opsi untuk Ioniq 5 AWD yakni dengan menambahkan satu motor listrik pada bagian depannya.
Sedangkan kerangka bagian tengah mobil ini diisi dengan baterai dengan pilihan 58 hingga 77.4 kWh yang memungkinkannya untuk menempuh jarak lebih dari 480 km. Untuk pasar Indonesia, dipastikan Hyundai akan menggunakan standar model charger DC Charging Combo Type CCS2. Mobil ini bisa melakukan fast charging dengan kapasitas baterai 10-85% dalam 18 menit saja.
Lalu kapankah mobil ini akan benar-benar mengaspal di Indonesia?