Hyundai Staria telah resmi melenggang di Indonesia. Hyundai Motor Indonesia (HMID) memberikan dua varian yakni Signature 9 (sembilan kursi penumpang) dan Signature 7 (tujuh kursi penumpang).
Namun ternyata HMID tidak memberikan pilihan mesin lain pada pasar Indonesia. Jantung pacu yang tersedia hanya mesin 4 silinder diesel CRDi 2.2 liter dengan muntahan daya 176 Hp dan kailan torsi 430 Nm di 1.500-2.500 rpm.
Padahal di luar sana, Staria mendapatkan beberapa pilihan mesin bensin V6 3.5 Liter Smartstream MPI dan V6 3.5 Smartstream L2 berbahan bakar LNG.
Apa yang melandasi HMID untuk menyuguhkan varian bermesin diesel Indonesia?
Sales Director HMID Erwin Djajadiputra menyebut faktor efisiensi bahan bakar dan bertorsi besar menjadi sebagian alasannya.
“Teknologi Hyundai (mesin diesel) sudah terbukti soal ini (irit bahan bakar, tetapi memberi torsi yang besar, minim getaran dan senyap). Selain itu respon konsumen juga sangat positif,” tutur Erwin dalam konferensi pers virtual, Jumat (20/08).
Dalam kesempatan yang sama, Bonar Pakpahan, Product Expert HMID mengatakan, Hyundai Motor telah melihat dan mempertimbangkan berbagai aspek di Indonesia sebelum memutuskan hanya menyodorkan varian bermesin diesel.
"Dengan segala pertimbangan dan riset, Indonesia kebagian mesin 2,2 liter. Ini yang dinilai paling pas dengan selera pasar di sini," jelas Bonar.
Kendati belum sekalipun kami mencoba MPV besar ini , namun bukan berarti belum mencicipi keunggulan mesin berkode R2.2. Sebelumnya kami pernah menjajal Hyundai Palisade yang juga mengandalkan mesin ini.
Berkaca penilaian pada Palisade, bisa dikatakan bahwa mesin diesel tersebut memberikan kinerja yang menggembirakan. Mesin ini terasa bertenaga, sigap dan sekaligus punya efisiensi yang baik.
Nah, berbekal itu semua, apakah Hyundai Staria mampu menggorok dominasi Toyota Alphard yang nota bene tidak pernah mengandalkan mesin diesel?
Kita lihat saja perkembangannya.