Permasalah yang terjadi di dunia otomotif global saat ini selain penghentian produksi karena virus corona, juga terkait kelangkaan chip semikonduktor.
Sebelumnya grup otomotif Stellantis menyatakan kekhawatirannya mengenai lamanya penanganan hal ini. Kini giliran Daimler yang memprediksi jika krisis ini akan berlangsung hingga 2022 mendatang.
Dikutip dari Carscoops, Chief Financial Officer Daimler, Harald Wilhelm, menyatakan jika diperkirakan kekurangan chip itu akan berlanjut hingga tahun depan. Meski pun kondisinya akan lebih ringan daripada tahun ini.
Disebutkan juga di fasilitas pabriknya, sudah menumpuk mobil yang selesai diproduksi hanya untuk menunggu adanya chip tersebut. Setelah chip datang, baru mobil tersebut diantarkan ke dealer.
Dan sama seperti kebanyakan produsen mobil lainnya, mereka juga turut menghentikan produksi di salah satu pabrik mereka karena kekurangan tersebut.
Salah satu solusi mengatasi lamanya produksi mobil, maka Mercy juga harus menjual kendaraan tanpa fitur tertentu.
Di Indonesia sendiri krisis chip juga dirasakan oleh Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI). Seperti kami kabarkan sebelumnya, masalah inden panjang ini berdampak pada produk impor mereka. Namun untuk produksi lokal dikabarkan belur terimbas.