Krisis chip semikonduktor yang terjadi kali ini tampaknya semakin mengkhawatirkan. Seperti yang diutarakan pihak BMW, di mana perusahaan asal Jerman tersebut telah memperingatkan bahwa kekurangan pasokan chip tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya produksi yang berkelanjutan.
Seperti dilansir Reuters, kurangnya pasokan suku cadang ini telah membuat beberapa pabrik menghentikan produksinya, dan menyebabkan hilangnya produksi sekitar 30.000 unit sepanjang tahun ini.
Sementara itu, BMW berencana untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik di fasilitas Dingolfing. Karena hingga saat ini, kapasitas produksi kendaraan listrik menyumbang lebih dari 18.000 kendaraan listrik di negara tersebut.
Krisis pasokan semikonduktor juga telah menggangu produksi BMW Daimler dan Volkswagen, dengan kedua pembuat mobil Jerman mengumumkan bulan lalu bahwa mereka akan mengurangi jam kerja di pabrik tertentu di Eropa karena chip yang tidak mencukupi.
Untuk mengatasi kekurangan semikonduktor, pabrikan juga terpaksa menghilangkan fitur tertentu yang lebih canggih di mobil untuk memenuhi permintaan kendaraan. Menurut Bloomberg, Renault menghentikan penawaran kluster instrumen digital di Arkana, sementara BMW menghilangkan fitur wireless charger.
Lebih jauh, pabrikan Jepang Nissan, Suzuki dan Mitsubishi mengumumkan penghentian sementara produksi di fasilitas masing-masing untuk periode hingga sembilan hari. Diantaranya, output produksi global Nissan akan turun 500.000 mobil akibat kekurangan chip.
Menurut sebuah laporan oleh CNBC, masalah ini diperparah oleh kenaikan harga bahan baku yang terus menerus. Pada bulan Mei, ketua Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) Mark Liu mengatakan kepada CBS bahwa perusahaan semikonduktor hanya dapat memenuhi persyaratan minimum klien otomotif pada bulan Juni.