Pemerintah Jepang diduga pernah mencoba untuk menggabungkan Nissan dan Honda pada akhir 2019. Seperti dilaporkan www.japantimes.co.jp (17/08), ada orang dalam yang berbicara kepada Financial Times mengenai hal tersebut. Dikabarkan bahwa Penasihat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, termasuk di antara orang-orang yang mendorong para pembuat mobil itu untuk bersatu.
Diwartakan bahwa pejabat pemerintah khawatir tentang keadaan hubungan antara Renault dan Nissan setelah penangkapan Carlos Ghosn. Jika aliansi mereka runtuh, itu akan "membuat perusahaan Jepang terekspos," menurut Financial Times.
Hanya saja, Kedua pembuat mobil menolak gagasan pemerintah tersebut. Pejabat Honda dikabarkan mempermasalahkan struktur modal Nissan dengan Renault, sedangkan orang-orang Nissan lebih suka bertahan dengan aliansi mereka saat ini.
Nissan memiliki rencana empat tahun untuk restrukturisasi yang mencakup pengurangan produksi global sebesar 20 persen dan pengurangan jajarannya menjadi 55 model dari 69 produk saat ini. Perusahaan juga berencana untuk memperkenalkan versi baru dari 12 kendaraan dalam 18 bulan ke depan. Mereka termasuk crossover listrik Ariya, Armada, Frontier, Kicks, Navara, Note, Pathfinder, Qashqai, Rogue, Terra, X-Trail, dan Z.
Walau tidak seagresif Nissan, Honda pun punya focus tersendiri untuk pengembangan masa depannya. Dikabarkan pabrikan berlogo H itu tengah sibuk menyiapkan Civic baru tiba pada 2021 dan akan tersedia dalam bodi sedan dan hatchback, All New HR-V yang diperkirakan mengaspal pada 2022, dan juga penyegaran pada Accord serta pikap Rigdeline yang diduga terjadi pada 2021.