Baru-baru ini, mantan bos Aliansi Nissan Renault dan Mitsubishi Carlos Ghosn menggelar konferensi pers setelah ia kabur dari Jepang. Ghosn ditangkap aparat Jepang pada November 2018 atas tuduhan manipulasi pendapatan, menggunakan uang Nissan untuk investasi pribadi dan membayar saudarinya sebagai konsultan pribadi. Semua tuduhan itu dibantah Ghosn. Ghosn kabur ke Lebanon untuk mendapatkan keadilan.
Dalam konferensi pers, Ghosn membantah semua tuduhan itu. Karena terlibat kasus di tubuh Nissan, Ghosn merasa menyesal telah menolak tawaran pekerjaan di pabrikan Amerika Serikat, General Motors (GM).
Saat konferensi pers itu, Ghosn mengaku pernah ditawari untuk menjadi CEO GM pada 2009. Ghosn pun menyesalkan keputusan menolaknya.
"Saya membuat kesalahan. Saya menyadarinya hari ini. Saya harusnya menerima tawaran itu, tapi saya punya keyakinan untuk bertahan di aliansi Nissan-Renault," ujar Ghosn dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, seperti dikutip dari CNBC (10/1).
Satuan Tugas Presiden Amerika Serikat untuk Industri Otomotif yang disebut Obama auto czar pernah memberikan penawaran kepada Ghosn untuk menangani GM. Ghosn mengatakan Steven Rattner yang saat itu merupakan pemimpin Obama auto czar menawarinya dua kali lipat gajinya untuk memimpin GM. Namun Ghosn berkomitmen untuk memimpin Aliansi Nissan-Renault.