Salah satu efek yang diakibatkan oleh pandemi corona tahun ini adalah perekonomian yang melambat. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan di sektor otomotif yang merembet pada pemangkasan jumlah pekerja.
Namun Isuzu Indonesia hingga saat ini menyatakan belum ada keputusan soal pemutusan hubungan kerja pada para pegawainya.
Seperti dikatakan Attias Asril, General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pada Jumat (26/6) lalu. "Sejauh ini belum ada pengurangan di tenaga kerja. Kondisi masih tidak pasti, kami masih memantau keadaan. Sampai hari ini belum ada efisiensi pengurangan di pabrik. Di dealer bisa saja, karena evaluasi penjualan," ucapnya.
Langkah pertama, pihaknya menyiapkan protokol kesehatan bagi pekerja. Seperti harus cuci tangan, pakai masker dan sebagainya. Lalu tetap menjaga hubungan baik dengan memberi informasi rutin kepada seluruh stakeholder. Lalu meninjau semua persyaratan kontrak baik IAMI maupun dealer, kita review lagi, kita tinjau ulang, kita negosiasi.
Kedua, Isuzu coba disiplin dan fokus pada cash flow. "Kemudian tentunya kita harus selalu mengamati bagiamana pergerakan ekosistem kita sendiri, seperti dealer, karoseri dan supplier," urai pria berkacamata ini.
Sebagai catatan, perbandingan penjualan di Mei 2019 dengan Mei 2020 itu market total otomotifnya turun sampai dengan 40 persen. Isuzu yang marketnya berkonsentrasi pada kendaraan niaga mengalami penurunan lebih besar dari rata-rata tersebut. Di mana penurunannya sampai 42,8%. Ini dari tiga segmen di light truck, medium truck, dan pick up medium 4x2.