Bodi kendaraan bermotor, merupakan hasil evolusi dari kereta kuda. Salah satu jejaknya terdapat pada jenis bodi dari bahan kayu yang pernah menjadi bagian dari industri otomotif pada tahun 30 hingga 60-an.
Kehadiran kendaraan berbodi kayu ini tak lepas dari adanya kebutuhan akan kendaraan yang mampu membawa orang lebih banyak. Karena pada saat itu tidak ada pabrikan yang menyediakan kendaraan penumpang yang mampu menampung orang dan barang dalam jumlah besar.
Pada awalnya industri bodi kayu ini melakukan konversi untuk membuat bus yang diambil dari kendaraan truk.
Walau disebut dengan Woody Car, namun bukan berarti sepenuhnya menggunakan bahan kayu, melainkan tetap melakukan kombinasi dengan material lain seperti besi ataupun almunium. Kayu digunakan sebagai dasar konstruksinya.
Pada perkembangannya, dari Woody Car itu kemudian melahirkan varian yang disebut sebagai estate wagon atau stationwagon yang berbasis dari kendaraan sedan.
Seiring dengan waktu, mobil bodi kayu ini mulai ditinggalkan. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah dirasa kurang praktis dalam perawatan dan kurang aman jika terjadi kecelakaan. Industrinya pun kemudian banting setir menggunakan besi atau menggantinya dengan bahan aluminium.
Bagimana dengan kondisi di Indonesia? Tentunya, Indonesia juga pernah berada di era ini, melibatkan karoseri tradisional yang bahkan tidak bernama.
“Saya masih ingat saat ayah saya yang berprofesi sebagai tukang kayu dapat kerjaan untuk membuat bus dari sebuah truk Chevrolet lansiran tahun 50-an,” terang Iskandar Zulkarnain, salah seorang kenalan Bus-Truck.id yang berdomisili di Jambi. “Beliau bekerja sama dengan tukang besi untuk membuat sambungan besi dan paku keling,” tutur pria ramah itu. Menurut pria yang akrab disapa Andar ini, bisnis karoseri tak bernama ini, surut di tahun '80-an dan tergusur oleh kehadiran bus dengan karoseri besi.
Salah satu contoh dari konversi bodi kayu ini dapat ditemui pada armada oplet di Indonesia, seperti yang dilakukan pada Morris Traveller yang digunakan pada sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”.