Dalam rangakaian perjalan OtoDriver mencoba Daihatsu All New Terios di Sumatera Barat (11-12/1) kami tak cuma memacu di trek lurus maupun tikungan kencang. Tapi bebrabagi tanjakan yang cukup ekstrim turut kami cicipi demi merasakan berbagai fitur barunya.
Sekitar 85 km dari Pusat kota Padang, kami menuju sebuah spot wisata Bukit Mandeh di wilayah Painan. Dari namanya saja, lokasi wisata ini merupakan perbukitan dan menghadap ke teluk yang cukup cantik. Tetap dengan 7 orang penumpang termasuk pengemudi, All New Terios harus melalui tanjakan cukup curam untuk mencapai spot di puncak bukit Mandeh.
Tak sekedar menanjak, kami pacu Terios model baru ini dalam kecapatan tinggi untuk melahap tanjakan plus tikungan. Walau mesinnya 1.500 cc dan tenaganya hanya 107 dk dengan torsi 141 Nm, sebenarnya tak ada kendala berarti ketika menanjak.
Hanya saja unit Terios bertransmisi manual yang kami pacu harus ancang-ancang untuk mendapat putaran mesin ideal di angka 5.000 rpm ke atas untuk melibas tiap tikungan bukit Mandeh.
Yang menarik adalah, dengan adanya fitur Vehicle Stability Control, penumpang tak merasa adanya limbung berlebihan. Setidaknya sampai di sini, guncangannya lebih baik dibanding Terios lawas.
Dalam presentasinya, tim team Research and Development Product Planning PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menyebut adanya peningkatan kaki-kaki LSUV berpenggerak belakang ini. Yang pertama, perubahan sudut caster suspensi, penambahan batang stabilizer yang kini turut hadir di roda belakang, membesarnya ulir per dan reinforced struktur sasis.
Dengan racikan di atas, bantingan suspensi All New Rush kini disebut berprofil lembut sekaligus mampu meredam gejala body roll. Fitur Vehicle Stability Control kian membuat kami percaya diri melahab tikungan kencang.
Terios generasi kedua yang kini bobot kosong keseluruhannya bertambah 35 kg ini overl all, memang tak terasa kedodoran dalam hal tenaga, tapi sebaiknya Anda perlu pintar-pintar jaga putaran mesin untuk mendapat tenaga terbaiknya.
Saat menuruni bukit Mandeh kami turut memacu kencang. Di sini Traction Control bekerja dengan semestinya. Lagi-lagi gejala limbung dapat diredam cukup baik.
Bagaimana saat All New Terios melibas jalanan keriting berpemukaan batu campur tanah liat saat kami keluar area bukit Mandeh? Bantingan suspensinya di trek semacam ini memang bukan yang terbaik, tapi jauh lebih lembut dibandingkan Terios lawas.
Kami mengakhiri perjalanan di pantai Pasir Jambak, Padang dan sebagai penutup kami mencoba menari-nari di tepi laut dengan permukaan pasir. Ternyata tak sulit membuat manuver "donat" dan angka delapan LSUV ini.
Baca juga: Menguji Performa Daihatsu All New Terios Di Sumatera Barat (Bagian 1)
Foto: Danu
Teks: Danu