Belakangan ini Nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat mengalami kenaikan terhadap Rupiah. Bahkan, sebagai puncaknya, 1 Dolar Amerika Serikat sempat tembus Rp 14.500.
Tentunya hal ini bakal mempengaruhi beberapa industri otomotif yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Hyundai. Mukiat Sutikno selaku Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia menjelaskan kenaikan Dolar rupanya berpengaruh pada industrinya.
“Walaupun beberapa produk kami dirakit secara Completely Knocked Down (CKD), tetapi masih banyak Base Material yang didatangkan dengan cara impor. Nah, ini yang menurut kami efek melambungnya Dolar AS pengaruh sekali,” papar Mukiat ketika ditemui di Jakarta Selatan awal bulan Juli 2017 (3/7).
Mukiat juga memaparkan bahwa pihaknya mempersiapkan strategi terkait penyesuaian harga.”Terus terang melambungnya Dolar AS bikin pusing juga, tapi kita cari titik tengah yang terbaik,” sambung Mukiat
“Dolar itu kan fluktuatif, tapi harga mobil tidak bisa ikut fluktuatif. Maka dari itu kita harus adjust titik tengahnya sebaik mungkin,” lanjutnya. Masih menurutnya, pihaknya menunggu kurs Dolar berada di titik terbaik untuk melakukan penyesuaian harga produk.
“Dolar hampir alami kenaikan sebesar 7%. Untuk harga produk, kita tunggu sampai Dolarnya tidak bergerak, setelah itu kita baru melakukan penyesuaian harga,” tutupnya.