Komisaris aliansi Nissan-Renault dan Mitsubishi, Carlos Ghosn ditangkap oleh pihak Kepolisian Jepang. Ghosn dituding telah melakukan tindakan pelanggaran, yakni kurang melaporkan pembayaran paket kompensasi dan penggunaan aset perusahaan untuk pribadi.
Carlos Ghosn lahir pada 9 Maret 1954. Pria keturunan Lebanon, Brazil dan Prancis ini mengawali karirnya di merek ban ternama dunia, Michelin di tahun 1978. Selama 18 tahun berkarya, Renault merekrut Ghosn dan menempati posisi Executive Vice President of Purchasing, Advanced Research, Engineering and Development.
Orang nomor satu di aliansi Nissan-Renault dan Mitsubishi ini banyak berjasa untuk perusahaannya. Pada tahun 1999, ia sukses membangkitkan Nissan dari kebangkrutan. Dan pada tahun 2005, ia juga memiliki peranan penting di Renault.
“Dia sukses menyelamatkan Renault pada 1999 dan melakukan banyak hal di Nissan. Jadi saya yakin Mitsubishi Motors jadi tantangan baru buatnya,” tutur analis dari Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA). Christopher Richter.
Ghosn membeli 34 persen saham Mitsubishi Motors Corporation atau setara dengan 237 Milyar Yen pada 2016. Ia yakin Mitsubishi memiliki cengkeraman yang cukup kuat di Asia Tenggara. Kehadiran Ghosn di Mitsubishi sebagai salah satu chairman (ketua) membuat saham Mitsubishi meningkat 11 persen menjadi 536 Yen atau Rp 67.262 per lembar saham kala itu. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 24 Juni 2016 lalu.
Setelah itu Ghosn juga sempat ke Indonesia untuk meresmikan pabrik baru Mitsubishi. Ia bahkan mendampingi langsung Presiden Joko Widodo ketika meninjau fasiltas produksi pabrik baru yang digunakan untuk memproduksi Xpander dan Pajero Sport tersebut.
"Investasi sangat penting karena bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Maka dari itu saya meminta untuk tidak mempersulit kehadiran setiap produsen yang akan berinvestasi di Indonesia," ungkap Prosiden Joko Widodo pada hari itu, 25 April 2017.