Datsun Indonesia akhirnya meluncurkan dua produk barunya (7/5). Adalah Datsun Go dan Go+ terbaru yang mendapat sejumlah improvisasi dan penyegaran pada tampilan eksterior maupun interiornya.
Namun, kabar mengejutkan berasal dari Datsun Go yang kini tersedia dalam pilihan transmisi otomatis CVT. Varian termahalnya, T Active CVT dijual seharga Rp 142,19 juta tetapi statusnya tidak lagi masuk dalam skema LCGC (Low Cost Green Car).
Bukan karena soal harga, salah satu alasannya adalah konten lokal dari mobil ini berkurang akibat mesin yang digunakan untuk varian transmisi CVT berbeda. Seperti yang disampaikan oleh Masayuki Ohsugi selaku Head of Research and Development Nissan-Datsun Indonesia saat acara peluncurannya.
“Secara teknis varian Datsun Go CVT dengan MT menggunakan mesin berbeda. Jumlah daya kuda yang dihasilkan berbeda dan salah satu syarat LCGC adalah lokalisasi konten,” ungkap Masayuki-San.
Mesin Datsun Go yang menggunakan transmisi CVT mampu menghasilkan 78 dk. Sedangkan mesin yang disandingkan dengan transmisi manual hanya memproduksi 68 dk saja. “Beberapa komponen mesin varian CVT berasal dari luar Indonesia, jadi hal itu yang membuat mereka berbeda,” tambah Ohsugi.
Masato Nakamura, Head of Datsun Indonesia menambahkan, “Penjelasan teknis cukup penting telah disampaikan oleh Ohsugi, namun lebih penting lagi adalah kami menawarkan harga yang menarik untuk varian CVT dan cukup kompetitif di segmennya.”
Sebagai informasi, untuk Datsun Go bertransmisi manual masih tetap disebut masuk ke dalam kategori LCGC. Sama halnya dengan Datsun Go+ yang turut diluncurkan beberapa hari lalu itu, tetapi tanpa pilihan transmisi CVT.