Nissan Note e-Power yang mulai diperkenalkan tahun ini di Indonesia punya keunikan di sisi sumber tenaga alias mesin. Sebab, mesin yang jadi harapan Nissan di massa mendatang ini prinsip kerjanya mirip mesin kereta!
Dalam keterangan yang pernah dipaparkan PT Nissan Motor Indonesia, Note e-Power tetap menggunakan mesin konvensional berbahan bakar bensin. Namun mesin tersebut tak bertugas untuk menggerakkan roda.
Yang ada pada Note e-Power sendiri adalah mesin tipe bensin dengan kubikasi 1.200 cc serupa milik March. Namun, jika seorang masinis kereta diesel elektrik masih bisa melakukan intervensi menaikan atau menurunkan putaran (Rpm) pada mesin diesel di lokomotif, tidak halnya pada hatchback ramah lingkungan ini.
Baca juga: Inilah Kendala Nissan Note E-Power Belum Bisa Mengaspal Di Indonesia
Pengemudi hanya "berinteraksi" langung dengan motor listrik melalui pedal gas sebagai perantaranya. Dan mesin 1.200 cc hanya benar-benar bertugas melayani pembangkikan daya generator dan baterai.
Dan di sinilah keunggulan mekanisme bernama e-Power muncul. Pertama, walau tetap harus mengisi bensin dan menghasilkan polusi, namun konsumsi bahan bakar Note harusnya bisa sangat irit. Sebab, putaran mesin selalu konstan, tidak ada Rpm naik - turun layaknya mobil hybrid biasa maupun mobil bermesin konvensional.
Keuntungan kedua, layaknya kereta diesel elektrik, tak ada istilah mengisi baterai. Hal ini tak seperti mobil plug-in hybrid yang memerlukan pengisian ulang baterai dari listrik rumah dan anjungan lainnya. Sebab, baterai Nissan Note e-Power akan selalu terisi dari genarator yang dibangkitkan mesin 1.200 cc.
Nissan Indonesia bahkan sempat menyebut bahwa akselarasi Note cenderung lebih responsif dibanding mobil mesin konvensional. Ini karena penggerak roda murni digerakkan motor listrik yang mampu memangkas proses mekanisme penggerak seperti yang ada di mobil biasa. Motor listrik tersebut bertenaga 109 ps dan torsi 254 Nm.
Dari penjelasan di atas maka tak salah jika Note e-Power disebut sebuah mobil hybrid, tapi ia adalah mobil hybrid yang terbalik. Sebab, jika kebanyakan mobil hybrid tetap memanfaatkan mesin konvensional sebagai penggerak roda bersamaan dengan mesin elektrik, tidak halnya dengan Note.
Baca juga:
Menteri Perindustrian First Drive Nissan Note E-Power. Apa Katanya?