Honda Jazz facelift di beberapa negara hadir dengan beberapa pilihan mesin. Contohnya di Jepang dan Malaysia, ada unit dengan kapasitas 1.000 cc, 1.300 cc, 1.500 cc dan juga hybrid.
Sedangkan yang beberapa hari lalu meluncur di Indonesia hanya hadir dengan satu pilihan yaitu 1.500 cc empat silinder i-VTEC yang bertenaga 120 ps dan torsi 145 Nm. Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa Honda Indonesia tidak menghadirkan pilihan Jazz facelift hybrid di Indonesia?
"Tergantung konsumen, dia mau beli atau engga kalau kita introduce hybrid. Karena kita sudah punya pengalaman introduce hybrid, dan tidak ada yang mau karena negara berkembang seperti kita masih fokus pada mesin bahan bakar bensin," ungkap Jonfis Fandy selaku Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT HPM (26/7).
Produsen Honda di Indonesia ini juga menjelaskan bahwa varian hybrid bisa sukses di Jepang karena adanya aturan dari pemerintahnya dalam dukungan untuk mobil bermesin ramah lingkungan. Berbeda dengan Indonesia yang aturannya masih dianggap belum memihak konsumen.
"Di Jepang memang sukses, karena pemerintah subsidi harganya hampir sama dengan mobil bensin biasa jadi mungkin mereka sukses. Kalau di Indonesia kita belum tahu peraturannya. Jadi kita harus melakukan survei terus di mobil yang harus di-apply. Karena Anda tahu mesin hybrid kan punya baterai dan baterai itu mengambil tempat di dalam bagasi (kebiasaan orang Indonesia mencari mobil dengan bagasi luas)," ungkap Jonfis.