Wilayah Kabupaten Wonogiri sejak lama dikenal sebagai salah satu kabupaten yang memiliki jumlah perantau sangat banyak di ibukota. Banyaknya warga yang bekerja mencari nafkah di DKI Jakarta dan kota-kota sekitarnya (Bodetabek) membuat mobilitas warga yang melakukan perjalanan ke ibukota atau mudik ke kampung halaman menjadi tinggi.
Tak heran jika banyak bus-bus antarkota antar-provinsi (AKAP) yang membuka trayek ke Wonogiri. Bus-bus tersebut sebagian dimiliki oleh pengusaha lokal Wonogiri, dan sebagian oleh bus-bus asal luar kota (umumnya bus plat B).
istimewa
Namun belakangan, Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri menengarai sebagian dari bus-bus yang masuk ke Terminal Ngadirojo belum memiliki trayek. Dalam sidak yang dilakukan Dinas Perhubungan Wonogiri Kamis (1/2/2017) lalu, petugas mendapati beberapa unit bus AKAP belum bertrayek. Bus-bus tersebut akhirnya dikandangkan.
Bupati Wonogiri Edi Purwanto menegaskan, pihaknya tidak mau tebang pilih dalam menindak bus-bus tak bertrayek yang nekat masuk Terminal Ngadirojo. "Tidak hanya bus dari luar daerah yang kita tindak tegas. Jika ada bus lokal (Wonogiri) yang beroperasi tapi tak memiliki izin, kita juga akan kandangkan," tegas Edi Purwanto.
Kepala Dinas Perhubungan Wonogiri Joko Sutopo menyatakan, dari hasil sidak Kamis lalu pihaknya menemukan lima bus tanpa memiliki trayek nekat masuk Terminal Ngadirojo. "Kami menindak tegas dengan mengkandangkannya," ungkap Joko Sutopo.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan membenarkan adanya tindakan pengkandangan oleh Dishub Wonogiri tersebut. "Betul (ada pengkandangan)," ujarnya.
Berdasar foto-foto yang dipublikasikan I Love Wonogiri, bus-bus yang dikandangkan mencapai enam unit. Masing-masing empat unit bus SHD milik PO Agra Mas, satu unit bus SHD miliki PO Laju Prima dan satu unit bus SHD milik PO Haryanto.