Daihatsu yang berpartisipasi di GIIAS 2016 lalu menjadikan mobil LCGC barunya sebagai ujung tombak pemikat pengunjung. Dan ternyata hal itu berbuah manis dengan penjualan Sigra tercatat di atas Xenia. Namun saudaranya, Toyota Calya, ternyata lebih mendulang keuntungan dari angka penjualan selama GIIAS 2016.
Dalam pameran yang berlangsung dari 11 sampai 21 Agustus itu Toyota mampu membukukan 2.225 pemesanan hanya untuk Calya. Sedangkan angka yang berbeda diraih Daihatsu Sigra dengan 1.148 pemesanan. Tapi ternyata hal ini tak membuat Astra Daihatsu Motor (ADM) jadi gusar. Justru mereka makin gembira. Loh, kenapa?
Pada dasarnya, Calya adalah Daihatsu Sigra yang di-rebadge dan dibedakan sedikit model serta fiturnya. Bukan sebaliknya. Daihatsu memang sekarang merupakan anak perusahaan Toyota yang khusus memproduksi mobil kompak. Semakin laris produk rebadge mereka, semakin besar pula keuntungan yang diraih Daihatsu.
Sigra dan Calya yang lahir dari pabrik Daihatsu yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat memang hasil kolaborasi dua merek "bersaudara" ini. Ditambahkan Rudy pula bahwa Sigra memang tak tak begitu menargetkan menyaingi Calya walau yang terjadi di lapangan hal itu juga terjadi.
Adanya LCGC 7 penumpang ini sebenarnya jawaban Toyota DAN Daihatsu untuk menyusul kompetitornya yang tak lain tak bukan adalah Datsun Go+ Panca. Dengan adanya Calya dan Sigra otomatis konsumen dihadapkan dengan mobil murah dengan daya angkut besar yang lebih banyak.
Artinya sekaranglah saatnya Datsun memberikan improvisasi pada Go+ Panca agar tak tergerus duet maut Calya - Sigra. Halo Datsun?