Daihatsu Sigra yang hadir dalam skema LCGC memang menawarkan alternatif mobil berharga ekonomis tapi dengan kapabilitas yang mampu angkut tujuh penumpang. Tapi apakah dengan harga di bawah Rp 150 juta ia mampu menjaga keselamatan penumpangnya saat terjadi hal yang tak diinginkan? Misalnya tabrakan atau terbalik.
Menjawab hal itu, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memajang mock up mobil baru yang dibuat di Karawang, Jawa Barat, itu dengan terbelah-belah. Hal ini untuk menunjukkan bagaimana Sigra siap melindungi penumpang dan pengemudinya saat terjadi benturan.
"Di sisi samping sudah tersedia side impact beam yang berfungsi menahan benturan yang datang dari sisi samping, materialnya yang solid akan meneruskan benturan ke bagian atas dan bawah mobil," jelas Satriyo Budiutomo, Research and Development Direktorat PT Astra Daihatsu Motor yang coba menjawab pertanyaan OtoDriver itu di booth Daihatsu akhir pekan lalu.
Kendati demikian ia tetap mewanti agar pengemudi dan penumpang selalu mengenakan sabuk pengaman agar posisi duduk tidak berubah. Memang Sigra melengkapi seluruh 7 penumpangnya dengan sabuk pengaman, akan tetapi hanya 4 yang berupa 3 titik. Sisanya hanya 2 titik. Namun jujur saja, tak banyak dari kita yang mau menggunakan sabuk pengaman saat duduk di belakang. Jika seluruh seat belt tadi dipakai, walau ada yang hanya 2 titik, pasti lebih menjamin keamanan ketimbang tidak dipakai seperti kebiasaan banyak penumpang belakang.
Balik ke sisi teknis mobil. Jika mengalami tabrakan dari depan alias frontal ternyata Sigra juga punya beberapa back up.
"Saat dihantam dari depan otomatis batang setir akan patah dan menjauh dari pengemudi. Airbag tetap mengembang," tukasnya. Perlindungan masih ditambah dengan penguatan lantai alias floor reinforcement yang akan menambah daya tahan benturan depan. Bagian depan juga merupakan crumple zone yang akan menyerap energi saat benturan sehingga tidak langsung merusak kabin.
Mengimbangi hadirnya material besi-besi penahan benturan yang berbobot cenderung berat, maka Daihatsu mengaplikasi material baja yang lebih ringan 30 persen untuk keseluruhan rangka. Langkah ini untuk mengurangi bobot keseluruhan agar konsumsi bahan bakar bisa dihemat.
Tentu saja semua klaim itu adalah yang dilakukan Daihatsu untuk menambah unsur keselamatan di mobil ini. Akan tetapi hasil pasti seberapa aman mobil ini baru valid setelah dilakukan crash test oleh institusi terpercaya.
Saat ini baik Sigra maupun kembarannya dari Toyota belum memiliki hasil crash test. Tapi di atas kertas semestinya mobil ini memadai, karena Toyota Agya dan Daihatsu Ayla yang menjadi basisnya mendapat bintang 4 crash test versi ASEAN NCAP. Apakah penambahan dimensi dan bobot mengubah hasil itu? Kita tunggu hasilnya jika sudah dites tabrak.
Supported By :