Seorang anak usia 8 tahun tewas akibat terkena letusan airbag di Sungai Patani, Malaysia kemarin (14/10), seperti lansiran Berita Harian – Malaysia dan website paultan.org..
Menurut berita tersebut, sebelum kejadian gadis kecil itu sedang tidur tertelungkup dengan menyandarkan wajahnya di dasbor. Saat kakaknya yang berusia 17 tahun menyetir mobil melewati polisi tidur dengan keras, ternyata airbag meledak keluar dan mengempaskan tubuhnya sampai bagian belakang mobil. Dia dinyatakan meninggal setelah tiba di rumah sakit. Tak dijelaskan apa cederanya, tapi patah leher merupakan cedera paling mungkin terjadi untuk kejadian seperti itu.
Sungguh berita yang tragis. Seperti kita tahu, airbag bisa meledak meski mobil tidak menabrak. Melewati gundukan dengan keras juga dapat memicu ledakan kantung udara. Sangat jarang terjadi, tapi mungkin. Itu juga selalu disebutkan di buku manual kendaraan.
Anak dengan berat kurang dari 25 kg (perhatikan berat, bukan usia) harus ditempatkan di child seat. Ini keharusan, bukan pilihan. Berat lebih dari itu, tetap sangat penting bila anak ditempatkan di belakang bukan di depan. Ini mencegah kejadian seperti di atas. Boleh menempatkan child seat di depan bila mobil Anda memiliki fitur untuk menon-aktifkan airbag depan (jarang ada mobil seperti ini), itu pun sebagai pilihan terakhir.
Berikut ini ada dua video yang menunjukkan mengapa anak-anak, meski memakai sabuk pengaman atau tidak, tak seharusnya ditempatkan di kursi depan ketika airbag depan dalam posisi aktif.
Ketika airbag mengembang dengan sangat cepat, bisa menimbulkan dampak buruk terhadap penumpang depan bila tidak memakai sabuk pengaman. Bahkan untuk anak-anak bisa terlempar sampai kabin belakang.
Untuk para orangtua dan pembaca yang budiman, tolong share tips ini untuk menghindari kejadian fatal di atas terjadi kembali.