OTODRIVER - Memasuki musih hujan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama mengenai masalah ban dan hubungannya dengan keamanan serta keselamatan berkendara.
Memastikan kondisi ban yang ideal menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan berkendara.
“Musim hujan harus diantisipasi dari sisi kendaraan dan ban nya, kalau untuk ban pastikan bahwa alur ban masih dalam kondisi baik, pastikan ketebalan tidak kurang dari 2mm, ganti ban jika ketebalan alur sudah mencapai Tread Wear Indicator (TWI),” tutur Product Marketing Manager Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, saat dihubungi Otodriver, Jumat (15/08/2025).

“Untuk tekanan angin selalu saya sarankan untuk mengikuti saran dari pabrikan pembuat kendaraan. Keterangannya umumnya dapat ditemui pilar B sebelah kanan di pintu pengemudi,” sambung pria yang akrab disapa Rozi ini.
Rozi mewanti-wanti bahwa tekanan ban jangan sampai di bawah standar yang telah dicanangkan. “Kekurangan tekanan angin akan menaikan resiko aqua/hydro planning”.
Tekanan angin yang terlalu tinggi walau relatif lebih aman dari kondisi kekurangan tekanan angin juga tak disarankan karena akan berpengaruh pada kenyamanan berkendara. ”Ban akan jadi lebih keras dan berpengaruh pada kenyamanan berkendara,” sambungnya.
Selanjutnya pria ramah ini menambahkan bahwa pengemudi harus paham bahwa berkendara di saat hujan lebih beresiko baik itu dari cengkraman ban yang lebih minim dan juga jarak pandang yang lebih terbatas.
“Wajarnya jangan ngebut saat kondisi hujan. Antara ban dan permukaan jalan air yang menjadi penyekat. Kondisi ini akan membuat cengkraman ban turun dan tak sebaik saat permukaan jalan kering,” lanjut pria enejik ini.
“Pastikan untuk mengurangi kecepatan saat melewati genangan air. Potensi aqua planning akan muncul saat menyibak genangan air dalam kecepatan tinggi, sebagus apapun kondisi bannya,” tutupnya. (SS)








